LAPORAN
PRAKTIKUM
APLIKASI
PERUBAHAN KIMIA PANGAN
UJI KUALITATIF KANDUNGAN PEKTIN PADA
BUAH
KELOMPOK III
SAIFULLAH
MASDAR (G31112268)
AINUN MADLIYAH SAWEDI (G31112002)
RIZKA AULIA SAFARNI (G31112007)
ERNAWATI BINTI MUSTAMAR (G31112005)
TRY PERMATA SIADE (G31112101)
ASISTEN :
NUR AZIZAH AMIN
LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN
PENGAWASAN MUTU PANGAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI
PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemenuhan
gizi bagi tubuh sangat diperlukan untuk beraktifitas dalam sehari-hari. Berbagai senyawa dalam bahan pangan
sehari-hari kita konsumsi dari mikronutrien sampai kepada makronutrien dalam
jumlah
yang banyak. Senyawa-senyawa tersebut terkandung dalam
sayur-sayuran dan buah-buahan.
yang banyak. Senyawa-senyawa tersebut terkandung dalam
sayur-sayuran dan buah-buahan.
Salah
satu senyawa yang banyak terdapat dalam buah-buahan yaitu pektin. Pektin merupakan senyawa kompleks yang
terkandung dalam dinding sel buah-buahan dan sayur-sayuran. Kandungan pektin
pada buah dan sayuran ini merupakan bagian dari salah satu monomer karbohidrat namun
bukan berarti pektin
ini dapat dijadikan sebagai sumber karbohidrat utama bagi tubuh.
Pektin juga membantu terjadinya proses pembentukan gel pada pengolahan pangan.
Senyawa tersebut mudah didapatkan terutama pada buah
yang sangat matang. Berdasarkan
uraian diatas, maka kita perlu melakukan praktikum ini untuk mengetahui kandungan pektin yang terdapat pada buah
dan sayuran secara kualitatif. Selain itu, agar kita mengetahuo bagaimana
cara menentukan kandungan pektin yang terdapat pada bahan pangan seperti
wortel, tomat dan bayam.
B.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum pektin pada
tanaman ini adalah :
1. Untuk
mengetahui kandungan pektin yang terdapat pada beberapa buah.
2. Untuk
mengetahui cara pengujian pektin.
Kegunaan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis
pektin yang terkandung pada buah dan sayuran serta penerapan pengujian pektin
untuk mengetahui kandungannya dalam bahan pangan.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pektin
Pektin merupakan merupakan polimer dari asam
D-galakturonat yang dihubungkan oleh ikatan α -1,4 glikosidik. Sebagian gugus
karboksil pada polimer pektin mengalami esterifikasi dengan metil (metilasi)
menjadi gugus metoksil. Senyawa ini disebut sebagai asam pektinat atau pektin.
Asam pektinat ini bersama gula dan asam pada suhu tinggi akan membentuk gel
seperti yang terjadi pada pembuatan selai. Pada asam pektat, gugus karboksil
asam galakturonat dalam ikatan polimernya tidak teresterkan. Asam pektat dalam
jaringan tanaman terdapat sebagai kalsium (Ca) atau magnesium
pektat (Anonim, 2010a).
pektat (Anonim, 2010a).
Senyawa
pektin menurut Anonim (2011a), dapat dibagi empat yaitu :
a.
Protopektin
Protopektin adalah senyawa pektin
yang tidak larut dalam air, dapat dihidrolisa menjadi pektin dan asam pektinat.
b.
Asam pektinat
Asam pektinat adalah senyawa pektin
asam poligalakturonat yang mengandung metil ester.
c.
Pektin
Pektin adalah senyawa pektin asam
poligalakturonat yang
mengandung 3-16% gugus metoksi, dapat larut dalam air, membentuk jelly dengan gula dalam suasana asam.
mengandung 3-16% gugus metoksi, dapat larut dalam air, membentuk jelly dengan gula dalam suasana asam.
d.
Asam pektat
Asam
pektat adalah senyawa pektin yang tidak mengandung gugus metilester dan
terdapat pada buah yang terlalu matang serta sayuran busuk.
Pektin mempunyai sifat terdispersi dalam air, dan seperti
halnya asam pektat. Dalam bentuk garam, pektin berfungsi dalam pembuatan jeli
dengan gula dan asam. Pektin dengan kandungan metoksil rendah adalah asam
pektinat yang sebagian besar gugusan karboksilnya bebas tidak teresterkan.
Pektin dengan metoksil rendah ini dapat membentuk gel dengan ion-ion bervalensi
dua. Untuk membentuk gel pektin, harus ada senyawa pendehidrasi (biasanya gula)
dan harus ditambahkan asam dengan jumlah yang cocok (Anonim, 2010a).
Pektin
diperlukan untuk membentuk gel (kekentalan) pada produk selai. Jumlah pektin
yang ideal untuk pembentukan gel
berkisar 0,75%-1,5%. Kadar gula tidak lebih dari 65% dan konsentrasi
pektin 1% sudah sudah dapat dihasilkan gel dengan kekerasan yang
baik (Lisdiana,1997).
berkisar 0,75%-1,5%. Kadar gula tidak lebih dari 65% dan konsentrasi
pektin 1% sudah sudah dapat dihasilkan gel dengan kekerasan yang
baik (Lisdiana,1997).
A. Sumber Pektin
Pektin secara umum terdapat dalam
dinding sel primer tanaman, khususnya di sela-sela antara selulosa dan
hemiselulosa. Senyawa pektin berfungsi sebagai perekat antara dinding sel satu
dengan yang lain. Bahan makanan sumber pektin diantaranya adalah jeruk, pepaya,
pisang, apel, pir, wortel, kakao, sayuran tunas (asparagus, rebung, taoge),
sayuran polong (kacang panjang, kacang kapri, buncis), jagung, havermouth,
rumput laut,biji-bijian (termasuk selasih)dancincau (Anonim, 2010b).
Pepaya adalah komoditas yang sangat
mudah dibudidayakan.Klasifikasi pepaya menurut Anonim (2011b) sebagai berikut:
Kingdom :
Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo :
Violales
Spesies : Carica papaya L.
Selama
ini kita hanya mengenal pepaya sebagai penghasil buah dan daun serta bunganya lazim untuk
disayur. Padahal buah ini sebenarnya merupakan
komoditas penting. Pektin terkandung dalam seluruh bagian
tanaman pepaya seperti akar, batang, daun,
bunga, dan buah. Namun kandungan pektin terbesar terdapat pada bagian buahnya.
Pada buah muda perekat sel disebut
protopektin atau bakal pektin. Sementara pada buah matang protopektin
tersebut berubah menjadi pektin. Kandungan pektin yang ada pada buah
pepaya yaitu sekitar 7 gram. Pektin
ini berupa protopektin yang
memecah karena pengaruh hormon
kematangan buah. Namun jika buah terlalu matang pektin akan berubah menjadi asam pektat yang
sangat mudah larut dalam air buah
sehingga menjadi lunak. Itulah sebabnya untuk
pembuatan pektin
sebaiknya digunakan buah matang karena
kadar pektinnya tertinggi (Anonim. 2011b).
B. Fungsi Pektin
Penambahan pektin pada minuman
berprotein dapat mencegah pengendapan. Pektin adalah ikatan linier dari asam
poligalakturonat dengan gugus metil ester yangmemiliki muatan negatif yang akan
mengikat muatan positif NH3+ dari protein. Molekul pektin tersebut akan
melindungi protein dan akan menutupi secara langsung permukaan molekul protein,
sehingga molekul pektin dapat mencegah pengendapan protein(Anonim, 2011d).
Pektin merupakan senyawa polisakarida larut air. Dalam
tubuh, zat tersebut memperlambat resoepsi, menyerap lemak, serta gula yang
muncul setelah mengkonsumsi karbohidrat. Penyerapan lemak iltulah yang membuat
kadar kolesterol menurun. Jika kolesterol menurun, tekanan darah ikut merendah.
Kolesterol memang biang sejumlah penyakit. Selain darah tinggi, kolesterol sering
menyebabkan penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan serangan jantung.
Fungsi pektin lainnya adalah membentuk cairan kental (mucilago) yang melapisi
lendir lambung dan usus. Dengan perlindungan itu, kedua organ itu akan
terlindung dari serangan kuman, toksin (racun), dan terhindar dari perlukaan
(ulcer). Karena itu, secara tidak
langsung, apel juga bisa mengobati sakit maag dan diare. Pektin bisa langsung terurai di dalam usus halus, lalu menjadi galaktosa, arabinosa, dan xylosa yang diserap masuk ke dalam darah (Anonim, 2009).
langsung, apel juga bisa mengobati sakit maag dan diare. Pektin bisa langsung terurai di dalam usus halus, lalu menjadi galaktosa, arabinosa, dan xylosa yang diserap masuk ke dalam darah (Anonim, 2009).
C. Ekstraksi Pektin
Pemisahan pektin dari jaringan
tanaman dapat dilakukan dengan cara ekstraksi. Pektin dapat larut dalam
beberapa macam pelarut seperti air, beberapa senyawa organik, senyawa alkalis,
dan asam. Dalam ekstraksipektin terjadi perubahan senyawa pektin yang
disebabkan oleh proses hidrolisis protopektin. Proses tersebut menyebabkan
protopektin berubah menjadi pektinat (pektin) dengan adanya pemanasan dalam
asam pada suhu dan lama ekstraksi tertentu. Apabila proses hidrolisis
dilanjutkan senyawa pektin akan berubah menjadi asam pektat (Muhidin,1995).
Pektin dibentuk oleh satuan-satuan
gula dan asam galakturonat yang lebih banyak dari pada gula sederhana, biasanya
terdapat pada buah-buahan serta sayuran. Pektin larut dalam air, terutama air
panas, sedangkan dalam bentuk larutan koloidal akan berbentuk pasta. Jika
pektin dalam larutan ditambah gula dan asam akan terbentuk gel. Prinsip inilah
yang digunakan dalam pembentukan gel pada pembuatan selai dan jelli buah-buahan. Berikut cara ekstraksi pektin menurut Anonim
(2011d) yaitu :
1.
Persiapan bahan.
Pada tahap persiapan bahan ini
dilakukan perlakuan pencucian untuk menghilangkan kotoran, senyawa gula, dan
bahan padat terlarut lainnya. Selain itu proses ini bertujuan untuk proses
inaktivasi enzim pektin esterase yang dapat menghidrolisis pektin menjadi
pekat. Pada tahap ini dicuci dengan dengan air dingin dan air dingin ini harus
selalu diganti agar pencucian dapat berhasil baik. Bila bahan tidak dicuci,
senyawa gula yang tertinggal akan menyebabkan terbentuknya jelly atau pektin
kering yang diperoleh memiliki sifat higroskopis. Selain itu tahap ini juga
dapat dijalankan dengan pemanasan, dan pengupasan. Proses ini juga dimaksudkan
untuk menghilangkan pigmen, senyawa gula, dan kotoran-kotoran.
2.
Ekstraksi pektin
Proses pengeluaran pektin dari sel
pada jaringan tanaman.
Ekstraksi pektin dengan larutan asam dilakukan dengan cara memanaskan bahan dalam larutan asam encer
yang berfungsi untuk
menghidrolisis protopektin menjadi pektin. Ekstraksi ini dapat dilakukan dengan
asam mineral seperti asam klorida atau asam sulfat.
Makin tinggi suhu ekstraksi, makin singkat waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan hasil yang
maksimum. Tapi dalam hal ini faktor keasaman yang digunakan tidak bisa diabaikan.
Kisaran pH yang dirokemendasikan 1,5 - 3,0 tetapi pH kisaran pada pH 2,6 - 2,8
lebih sering dipakai.
3.
Pengendapan
Pengendapan merupakan proses
pemisahan pektin dari
larutan dengan cara pengendapan senyawa pektinnya. Biasanya dilakukan
dengan spray drying, salting out dan dengan penambahan bahan pelarut
organik seperti alkohol dan aseton. Spray drying jarang dilakukan karena mahal. Pengendapan dengan salting out juga tidak banyak dilakukan karena kesulitan untuk memisahkan
pektin yang dihasilkan dan garam yang digunakan. Pengendapan dengan
alkohol merupakan cara yang
pertama kali digunakan, menghasilkan pektin yang kurang murni karena alkohol tidak hanya mengendapkan
pektin,
tetapi juga senyawa lain seperti dekstrin dan hemiselulosa. Pengendapan
dengan aseton lebih disuka karena dapat membentuk endapan yang tegar sehingga
mudah dipisahkan dari asetonnya.
4.
Pemurnian dan pengeringan
Proses ini dimaksudkan agar pektin yang dapat bebas
dari senyawa-senyawa
lain. Pencucian ini dengan aseton, kemudian dihaluskan dan diayak untuk
mendapat serbuk pektin.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Praktikum Aplikasi
Perubahan Kimia Pangan dengan judul Uji Kualitatif Kandungan Pektin pada Buah,
dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 22 Oktober 2013, pukul 09.50-13.00 WITA, bertempat di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
tanggal 22 Oktober 2013, pukul 09.50-13.00 WITA, bertempat di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
B. Alat
dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini, yaitu :
·
Blender
|
·
Sendok
|
·
Saringan
|
·
erlenmeyer
|
·
pisau
|
·
oven
|
·
gelas kimia
|
·
blower
|
·
alat pres
|
·
timbangan analitik
|
·
hot late
|
·
wadah
|
·
pH meter
|
Bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum ini, yaitu :
·
aluminium foil
|
·
HCl 1%
|
·
Aquades
|
·
etanol 95%
|
·
tomat
|
·
papaya
|
·
tisu
|
·
kertas label
|
C. Prosedur Praktikum
Ø
Preparasi
1.
Pemerasan.
Tomat dan pepaya dicuci sampai bersih, kemudian ditiriskan. Setelah itu, tomat
dan pepaya diperas dengan alat pres sehingga sebagian air keluar.
2.
Pengeringan.
Bahan-bahan yang telah dipres selanjutnya dikeringkan dengan alat pengering
sampai kadar airnya konstan.
3.
Penggilingan.
Bahan-bahan yang telah dikeringkan selanjutnya digiling halus dengan blender.
Ø
Ekstraksi
Pektin
1.
Pembuburan.
Tepung tomat dan pepaya ditambahkan dengan air sebanyak berat tepung, kemudian
diblender sampai menjadi bubur tomat dan pepaya.
2.
Ekstraksi
a.
Bubur
tomat dan pepaya ditambahkan dengan air
sebanyak 10-20 kali tepung bahan. Campuran diaduk sehingga menjadi encer.
sebanyak 10-20 kali tepung bahan. Campuran diaduk sehingga menjadi encer.
b.
Bubur
encer ditambahkan dengan larutan HCl 1% sehingga pH-nya menjadi 1,5. Hasilnya
disebut bubur asam.
c.
Bubur
asam dipanaskan sampai suhu 70-800C sambil diaduk
selama 60-90 menit.
selama 60-90 menit.
d.
Bubur
asam yang telah dipanaskan, disaring dengan kain saring rapat, atau kain saring
rangkap delapan sambil diperas untuk memisahkan filtratnya. Filtrat ini disebut
dengan filtrat pektin.
3.
Pengentalan.
Filtrat pektin dipanaskan suhu 95-970C sambil diaduk secara intensif
sampai volumenya menjadi setengah volume semula. Hasil yang diperoleh disebut
dengan filtrat pekat. Filtrat pekat ini didinginkan.
Ø
Pengendapan
Pektin
1.
Penyiapan
larutan pengendap. Larutan etanol 95% diasamkan dengan menambahkan 2 ml HCl
pekat. Larutan ini disebut alkohol asam.
2.
Pengendapan
a.
Filtrat
pekat ditambahkan dengan alkohol asam dan diaduk sampai rata. Setiap 1 liter
filtrat pekat ditambahkan dengan1,5 liter alkohol asam. Setelah itu, filtrat
didiamkan selama 10-14 jam (semalam).
b.
Endapan
pektin dipisahkan dari filtrat dengan kain saring rapat (rangkap empat). Hasil
yang diperoleh disebut dengan pektin masam.
Ø
Pencucian
Pektin Masam
Pektin
masam ditambahkan dengan alkohol 95% kemudian
diaduk-aduk. Setiap 1 liter pektin masam ditambahkan dengan 1,5 liter
alkohol 95%. Setelah itu, dilakukan penyaringan dengan kain saring rangkap empat.Hal ini dilakukan beberapa kali sampai pektin tidak bereaksi asam lagi.Hasil yang diperoleh disebut pektin basah.
diaduk-aduk. Setiap 1 liter pektin masam ditambahkan dengan 1,5 liter
alkohol 95%. Setelah itu, dilakukan penyaringan dengan kain saring rangkap empat.Hal ini dilakukan beberapa kali sampai pektin tidak bereaksi asam lagi.Hasil yang diperoleh disebut pektin basah.
Ø
Pengeringan
Pektin
basah dijemur sampai kering atau dikeringkan dengan alat pengering pada suhu
40-600C selama 6-10 jam sampai kadar air dibawah atau konstan. Hasil
yang diperoleh disebut dengan pektin kering.Timbang pektin kering yang
dihasilkan.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum
Uji Kualitatif Kandungan Pektin pada Buah disajikan pada tabel 09 berikut :
Tabel 08. Hasil Uji Kualitatif Kandungan
Pektin pada Buah
No.
|
Sumber Pektin
|
Berat Pektin (gr)
|
01.
|
Tomat
|
0.03
|
02.
|
Pepaya
|
0.6
|
Sumber : Data Primer
Praktikum Aplikasi Perubahan Kimia Pangan, 2013
B. Pembahasan
Praktikum
tentang uji kualitatif pektin pada buah yang kami lakukan menggunakan dua jenis
sampel yakni buah
pepaya dan buah tomat. Pepaya
merupakan penghasil pektin yang sangat banyak bahkan hampir diseluruh organ
yang dimilikinya seperti akar, batang, daun dan buah.
Hal ini sesuai dengan Anonim (2011b) yang menyatakan bahwa Pektin terkandung dalam seluruh bagian tanaman pepaya seperti akar, batang, daun, bunga, dan buah. Namun kandungan pektin terbesar terdapat pada bagian buahnya.
Hal ini sesuai dengan Anonim (2011b) yang menyatakan bahwa Pektin terkandung dalam seluruh bagian tanaman pepaya seperti akar, batang, daun, bunga, dan buah. Namun kandungan pektin terbesar terdapat pada bagian buahnya.
Papaya dan
tomat memiliki perbedaan kandungan pectin yang berbeda. Salah satu factor yang
membedakannya adalah tingkat kematangan buah. Semakin matang buah maka semakin
tinggi juga kandungan pektinnya. Kandunga pectin pada papaya yang didapatkan
sebanyak 0,6 gram sedangkan pada tomat sebanyak 0,03 gram. Hal ini sesuai
dengan Anonim (2011b) bahwa, pembuatan pectin sebaiknya digunakan buah matang
karena kadar pektinnya tinggi.
Perlakuan
pertama yang dilakukan saat akan mengekstrak pektin dari buah adalah dengan
mencuci buah pepaya. Pencucian ini dilakukan untuk membersihkan buah dari
kotoran dan senyawa berbahaya yang terdapat pada kulit buah pepaya .Hal ini
sesuai dengan Anonim (2011d) yang menyatakan bahwa pencucian buah berfungsi
untuk menghilangkan kotoran, senyawa gula, dan bahan padat terlarut
lainnya. Setelah itu dilakukan pengupasan dan penumbukan pada buah
pepaya agar mudah untuk diekstraksi. Hal ini sesuai Anonim (2011d) yang
menyatakan bahwa proses pengupasan dan penumbukan dimaksudkan untuk menghilangkan
pigmen, senyawa gula, dan kotoran-kotoran.
Perlakuan
selanjutnya adalah penyaringan buah yang telah ditumbuk. Hasil saringan kemudian dikeringkan
lalu dihaluskan dengan grinder sehingga menjadi tepung buah.Tepung
buah kemudian dijadikan bubur dengan mencampurkan air sebanyak 10 kali dari
berat tepung. Bubur buah tersebut kemudian diturunkan pHnya menjadi 1,5 dengan
penambahan HCl, hal ini dilakukan agar mempermudah terbentuknya endapan.
Setelah itu dilakukan pemanasan yang bertujuan untuk menghidrolisis protopektin
menjadi pektin.
Hal ini sesuai dengan Anonim (2011d), bahwa ekstraksi pektin
dengan larutan asam dilakukan dengan cara memanaskan bahan
dalam larutan asam encer yang berfungsi untuk menghidrolisis protopektin menjadi pektin.
Hal ini sesuai dengan Anonim (2011d), bahwa ekstraksi pektin
dengan larutan asam dilakukan dengan cara memanaskan bahan
dalam larutan asam encer yang berfungsi untuk menghidrolisis protopektin menjadi pektin.
Endapan
tersebut disaring lagi dan hasil saringannya dicampur dengan alkohol yang
disebut pektin basah untuk pengendapan. Pengendapan
dilakukan untuk memisahkan pektin dengan larutan dan alkohol
merupakan salah satu larutan yang bisa digunakan untuk pengendapan. Hal ini
sesuai dengan Anonim
(2011d), bahwa pengendapan merupakan proses pemisahan pektin dari larutan
dengan cara pengendapan senyawa pektinnya. Pengendapan dengan alkohol merupakan
cara yang pertama kali digunakan, menghasilkan pektin yang kurang murni karena
alkohol tidak hanya mengendapkan pektin, tetapi juga senyawa lain seperti
dekstrin dan hemiselulosa.
Tahap
terakhir yaitu dengan menyaring pektin basah dan hasil saringannya kemudian
dikeringkan dengan blower untuk membebaskannya dengan senyawa
lain. Hal ini sesuai dengan Anonim (2011d), bahwa proses pengeringan
dimaksudkan agar dapat bebas dari senyawa-senyawa lain. Hasil pengeringan
tersebut kemudian ditimbang dan merupakan berat pektin yang terkandung pada
buah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Fungsi
Pektin. http://feazysiev.blogspot.com.
Diakses tanggal 18 Oktober
2011, Makassar.
Anonim, 2010a. Tentang
Pektin. http://tutorialkuliah.blogspot.com.
Diakses tanggal 10 Oktober 2011, Makassar.
Anonim, 2010b. 12
Manfaat Makanan Berserat. http://id.shvoong.com.
Diakses tanggal 10 Oktober 2011, Makassar.
Anonim, 2010c. Sifat
Organoleptik Selai Tomat dengan Penambahan Pektin dalam Jumlah yang Berbeda. http://library.um.ac.id.
Diakses tanggal 18
Oktober 2011, Makassar.
Anonim, 2011a. Perancangan
Pabrik Pektin dari Daging Kulit Buah Coklat.http://www.scribd.com.
Diakses tanggal 10 Oktober 2011, Makassar.
Anonim, 2011b. Pepaya.
http://www.iptek.net.id. Diakses tanggal 18 Oktober 2011, Makassar.
Anonim, 2011c. Enzim
Pemecah Senyawa Pektin. http://frequencia89.blogspot.com.
Diakses tanggal 24 Oktober 2011, Makassar.
Anonim, 2011d. Makalah
Pektin. http://firmansyah-04-01-1990.blogspot.com. Diakses tanggal
10 Oktober 2011, Makassar.
Fachruddin, Lisdiana, 1997. Membuat Aneka Selai. Kanisius, Yogyakarta.
Muhidin, D, 1995. Mengenal
Jelly secara Pembuatannya. Litbang Hortikultura, Pasar Minggu, Jakar
No comments:
Post a Comment