I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Warna yang ada
pada tumbuhan (sayuran dan buah-buahan) disebabkan oleh komponen pada jaringan
yag mampu menyerap warna dari berbagai panjang gelombang. Pigmen-pigmen ini
membentuk komponen yang besar yang keberadaan dan konsentrasinya berbeda
disetiap jenis tanamannya, tingkat kematangan dan kondisi pertumbuhan.
Spektrofotometer
banyak digunakan di dalam analisa komponen bahan hasil pertanian. Prinsip
kerjanya berdasarkan absorbsi cahaya
oleh komponen yang akan dianalisa. Cahaya dari sumber cahaya sesuai panjang
gelombang dipancarkan melewati sampel yang ada di dalam kuvet. Sebagian dari
cahaya tersebut akan diserap dan sebagian lagi akan diteruskan.
Warna-warni
yang ada pada daun-daunan pada tumbuhan dapat diketahui dengan mengukurnya
menggunakan alat yang disebut spektrofotometer.
Sebagai mahasiswa ilmu dan teknologi pangan yang pada dasarnya akan
banyak menganalisa berbagai jenis kandungan pada bahan pangan, seperti warna
pigmen sangat penting untuk mengetahui
jenis-jenis pigmen pada tanaman pada tanaman dan efek beberapa perlakuan
terhadap pigmen tanaman. Berdasarkan hal di atas maka perlu dilakukan praktikum
mengenai Spektrofotometri dan Pigmen Pada Tanaman agar mahasiswa mengetahui
prinsip kerja spektrofotometer dan efek pemanasan pada pigmen tanaman.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
dilakukannya praktikum Spektrofotometri dan Pigmen pada Tanaman adalah sebagai
berikut.
1.
Untuk
mengetahui prinsip kerja alat spektrofotometer.
2.
Untuk
mengetahui efek pemanasan terhadap intesitas warna pigmen tanaman.
Kegunaan
dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui cara penggunaan
spektrofotometer dan kaitannya dengan pigmen pada tanaman sehingga dapat
digunakan sebagai dasar untuk praktikum-praktikum selanjutnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Bayam
(Amaranthus spp.)
Bayam (Amaranthus spp.)
merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran
hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik. Tumbuhan ini dikenal sebagai
sayuran sumber zat besi yang penting. Kandungan besi pada bayam relatif lebih
tinggi daripada sayuran daun lain (besi merupakan penyusun sitokrom, protein
yang terlibat dalam fotosintesis) sehingga berguna bagi penderita anemia. Bayam
mengandung pigmen klorofil. Rutin (jenis flavonoid) dan purin (pembentuk DNA).
Keunggulan bayam terletak pada kandungan vitamin A, vitamin C, riboflavin dan
asam folat pembentuk vitamin B kompleks, asam amino thiamin
dan niasin (Anonim, 2012).
dan niasin (Anonim, 2012).
Klasifikasi Bayam hijau
menurut Anonim (2013) adalah sebagai berikut.
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua
/ dikotil)
Sub
Kelas : Hamamelidae
Ordo
: Caryophyllales
Famili
: Amaranthaceae (suku
bayam-bayaman)
Genus
: Amaranthus
Spesies
: Amaranthus spinosus L.
Klorofil menyerap cahaya
berupa radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata (visible). Misalnya, cahaya matahari mengandung semua warna spektrum
kasat mata dari merah sampai violet,
tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik secara
merata
oleh klorofil. Panjang gelombang maksimum klorofil adalah
430-669 nm (Wane, 2013).
oleh klorofil. Panjang gelombang maksimum klorofil adalah
430-669 nm (Wane, 2013).
B. Pigmen
Pada Tanaman
Banyak
buah-buahan dan sayuran yang berwarna-warni pernahkah terpikirkan oleh kita,
mengapa buah dan sayuran tersebut berwarna-warni. Seorang dosen dan ahli
Teknologi Pangan, Bambang Nurhadi, STP Msc (Fakultas Teknologi Industri
Pertanian Universitas Padjadjaran) mengatakan ternyata selain sebagai penghias
tampilannya, warna pada buah dan sayuran juga memiliki efek fungsional bagi
tubuh. Beliau juga menjelaskan bahwa pigmen terbagi menjadi dua jenis, yaitu
bernutrisi dan non
nutrisi (Ramadani, 2012).
nutrisi (Ramadani, 2012).
Jenis-jenis
pigmen pada tanaman menurut Evhy (2012) adalah sebagai berikut.
a) Klorofil. Merupakan kelompok pigmen
fotosintesis yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan,terdapat dalam kloroplas dan
memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksi-reaksi cahaya
dalam proses-proses fokus. Pigmen klorofil berfungsi pada tumbuhan untuk proses
fotosintesis, memoles daun dan buah yang masih mentah dengan warna hijau.
Pigmen ini juga berfungsi sebagai anti-oksidan.
b) Klorofil a. Mengandung warna hijau dan
mempunyai rumus molekul C55H72O5N4 Mg, dapatmengabsorbasi blue violet dan merah
dalam gelombang yang lebih pendek disbandingdengan menyerap cahaya merah secara
maksimal yang terjadi pada gelombang cahayayang panjang.
c) Klorofil b. Mengandung warna biru dan
mempunyai rumus molekul C55H70O6N4
Mg, biasanyahanya terdapat pada alga hijau, klorofil b memiliki gugus aldehid
yang menyebabkanklorofil ini bersifat hidrooli dibanding klorofil a dan
berwarna hijau kekuningan.
d) Karotenoid. Merupakan pigmen penyebab
warna merah, orange dan kuning pada sayuran. Merupakan golongan pigmen yang
larut dan terdapat pada semua jenis tumbuhanmulai dari bakteri sederhana sampai
yang berbuga kuning pada tumbuhan.
e) Antosianin. Merupakan warna paling
penting dalam tumbuhan, pigmen yang berwarna kuat dan larutan air. Antosianin
memberi warna merah, merah muda, ungu dan biru. Karena sifat ion antosianin,
intensitas dan warnanya tergantung pada pH. Pada larutan asam, ada berbagai
warna dari oranye-merah sampai ungu. Apabila pH mendekati 7 terbentuk semu basa
yang tidak berwarna.
f) Xantofil. Merupakan pigmen warna
dengan biasanya berada bersama-sama dengan klorofil yang bila jumlah hanya
dominan akan tampak warna kuning pada tanaman dan apabilaklorofil yang tampak
akan berwarna hijau.
C. Absorbansi
Absorbansi larutan akan
bervariasi berdasarkan konsentrasi atau ukuran wadah. Absorptivitas molar
diperoleh dari pembagian absorbansi dengan konsentrasi dan panjang larutan yang
dilalui sinar. Hal ini
artinya bahwa untuk membandingkan antara satu senyawa dengan
senyawa lainnya tanpa mengkhawatirkan pengaruh konsentrasi
dan panjang larutan. pengenceran dilakukan untuk mengurangi
kepekatan agar sampel dapat terbaca oleh alat absorbansi (Hildan, 2011).
artinya bahwa untuk membandingkan antara satu senyawa dengan
senyawa lainnya tanpa mengkhawatirkan pengaruh konsentrasi
dan panjang larutan. pengenceran dilakukan untuk mengurangi
kepekatan agar sampel dapat terbaca oleh alat absorbansi (Hildan, 2011).
Disamping itu dalam
penentuan absorbansi larutan jika suatu larutan terlalu pekat, maka akan
diperoleh absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul yang
berinteraksi dengan sinar. Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer, sangat
sulit untuk melihat warnanya. Absorbansinya sangat rendah (Mentari, 2012).
D. pH
pH
adalah derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Yang dimaksudkan keasaman di sini
adalah konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam pelarut air. Nilai
pH berkisar dari 0 hingga 14. Suatu larutan dikatakan
netral apabila memiliki nilai pH=7. Nilai pH>7 menunjukkan larutan memiliki
sifat basa, sedangkan nilai pH<7 menunjukan keasaman (Ramadani, 2012).
E. Spektrofotometer
Spektrofotometer
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan
konsentrasi larutan di dalam kuvet (Kirana, 2012).
Bagian-bagian
Spektrofotometer beserta fungsinya berdasarkan
Seran (2011) adalah sebagai berikut.
Seran (2011) adalah sebagai berikut.
a) Sumber sinar polikromatis. Berfungsi
sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai macam rentang panjang
gelombang.
b) Monokromator. Berfungsi sebagai
penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya yang berasal dari sumber
sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis. Jenis monokromator yang saat
ini banyak digunakan adalan gratting atau lensa prisma dan filter optik.
c) Cuvet. Adalah suatu alat yang
digunakan sebagai tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars,
plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat persegi
panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV.
panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV.
d) Detektor. Detektor berfungsi menangkap
cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik.
e) Read Out. Merupakan suatu sistem baca
yang menangkap besarnya isyarat listrik yang berasal dari detektor.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium tentang Spektrofotometri
dan Pigmen Pada Tanaman dilaksanakan pada hari Rabu, 20 November 2013, pukul
08.00-12.00 WITA di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan,
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
B.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
pada praktikum Spektrofotometri dan Pigmen Pada Tanaman adalah sebagai berikut.
-
timbangan analitik
-
spektrofotometer
-
blender
-
pH meter
-
gelas ukur
-
tabung reaksi
-
hot plate
Bahan
yang digunakan pada praktikum Spektrofotometer dan Pigmen Pada Tanaman adalah
sebagai berikut.
-
bayam
mentah
-
bayam
rebus
-
tomat
mentah
-
tomat
rebus
-
wortel
-
whatman no.1 kertas saring
-
alumunium
foil
-
acetone-phospate
-
aquadest
C. Prosedur
Praktikum
Prosedur
praktikum Spektrofotometri dan Pigmen Pada Tanaman adalah sebagai berikut.
1) Ekstraksi pigmen tanaman yang larut
dalam lemak
a) Dicuci bayam dan keringkan dengan tissue kering.
b) Ditimbang 50 gram bayam mentah
c) Dimasukkan ke dalam blender. Tambahkan
50 ml acetone-phosphate buffer dan
blender selama 2 menit. Saring menggunakan kertas saring whatman no.1 simpan hasil saringan.
d) Diukur dan catat pH dari hasil
saringan
e) Ulangi tahapan 2-4 untuk bayam rebus.
f)
Dibandingkan
perbedaan intensitas warna antara yang mentah dan yang direbus.
2) Ekstraksi pigmen tanaman yang larut
dalam air
a) Ditimbang 100 gram tomat.
b) Dimasukkan ke dalam blender. Tambahkan
100 ml aquadest dan blender selama 2 menit. Saring menggunakan kertas saring whatman no.1 simpan hasil saringan
c) Diukur dan catat pH dari hasil
saringan.
d) Diulangi tahapan 1-3 untuk tomat
rebus.
e) Dibandingkan perbedaan intensitas
warna antara yang mentah dan yang direbus.
3) Intensitas warna
Nilai
Absorbansi diperoleh dari uji spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm,
dengan menggunakan pengenceran sebanyak 20 kali.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari praktikum spektrofotometer dan pigmen pada
tanaman adalah sebagai berikut :
Tabel11.Analis pigmen pada tanaman dengan
menggunakan spektrofotometer
sampel
|
Panjang gelombang (nm)
|
absorbansi
|
pH
|
Pengenceran
|
Woertel
|
550
|
0,226
|
7,63
|
2x
|
Bayam rebus
|
550
|
0,067
|
7,8
|
20x
|
Bayam mentah
|
560
|
0,193
|
7,69
|
20x
|
Tomat rebus
|
610
|
0,216
|
4,26
|
20x
|
Tomat mentah
|
610
|
0,023
|
8,27
|
2x
|
Sumber : data primer praktikum ATL,2013
B. Pembahasan
Bahan yang digunakan oleh kelompok 2
adalah Bayam rebus. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang
penting. Kandungan besi pada bayam relatif lebih tinggi daripada sayuran daun
lain. Jenis pigmen yang terkandung dalam bayam adalah klorofil. Hal ini sesuai
dengan Anonim (2012) yang menyatakan bahwa Bayam mengandung pigmen klorofil.
Rutin (jenis flavonoid) dan purin (pembentuk DNA). Keunggulan bayam terletak
pada kandungan vitamin A, vitamin C, riboflavin dan asam folat pembentuk
vitamin B kompleks, asam amino thiamin dan niasin.
Klorofil atau yang biasa dikenal
dengan zat hijau daun, sama sperti namanya merupakan kandungan yang menyebabkan
warna hijau pada tanaman. Klorofil merupakan pigmen yang memiliki sifat tidak
larut dalam air melainkan larut dalam lemak. Hal ini sesuai dengan Suyitno
(2008) yang menyatakan bahwa sifat kimia klorofil antara lain (1) tidak larut
dalam air, melainkan larut dalam pelarut organik yang lebih polar, seperti
etanol dan kloroform.
Berdasarkan hasil praktikum didapati
bahwa panjang gelombang pada pigmen klorofil pada bayam adalah 550 nm. Ini
berarti telah sesuai dengan panjang gelombang klorofil yaitu antara 430-669 nm.
Hai ini sesuai dengan Wane (2013) yang menyatakan bahwa panjang gelombang
maksimum pigmen klorofil adalah 430-669 nm.
Pelarut yang digunakan pada praktikum
untuk sampelbayam adalah Acetone-phospate.
Penggunaan acetone-phospate karena bayam mengandung pigmen klorofil yang
tidak larut dalam air melainkan larut dalam lemak. Hal ini sesuai dengan
Suyitno (2008) yang menyatakan bahwa sifat kimia klorofil antara lain (1) tidak
larut dalam air, melainkan larut dalam pelarut organik yang lebih polar, seperti
etanol , acetone dan kloroform.
Pengenceran
yang dilakukan pada bayam rebus adalah 20x pengenceran. Hal ini dilakukan agar
sampel mudah diukur absorbansinya. Apabila bahan terlalu pekat maka sulit untuk
mengukur absorbansinya. Hal ini sesuai dengan Hildan (2011) pengenceran
dilakukan untuk mengurangi
kepekatan agar sampel dapat terbaca oleh alat absorbansi.
kepekatan agar sampel dapat terbaca oleh alat absorbansi.
Bayam
rebus memiliki absorbansi sebesar 0,67 sedangkan bayam mentah memili absorbansi
sebesar 0, 193. Ini berarti absorbansi bayam mentah lebih pekat dibandingkan
dengan bayam rebus. Ini dikarenakan bayam mentah tidak dipanaskan terlebih
dahulu sehingga tingkat kelarutan yang lebih pekat daripada bayam rebus dan
mengakibatkan banyaknya molekul yang berinteraksi dalam sinar. Hal ini sesuaia
dengan (Mentari, 2012) yang menyatakan bahwa dalam penentuan absorbansi larutan
jika suatu larutan terlalu pekat, maka akan diperoleh absorbansi yang sangat
tinggi karena ada banyak molekul yang berinteraksi dengam sinar. Akan tetapi,
dalam larutan yang sangat encer, sangat sulit untuk melihat warnanya.
absorbansinya sangat rendah.
Berdasarkan hasil praktikum didapati
bahwa pH yang terkandung dalam bayam mentah adalah 7,69. Sementara bayam rebus
sebesar 7,8. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa bayam berstatus basa
karena memiliki pH di atas 7. Hal ini sesuai dengan Juwita (2002) yang
menyatakan bahwa Hasil pengukuran pH pada Bayam hijau adalah 7,2.
sayuran didapatkan nilaiSala satu alat
yang digunakan pada saat praktikum adalah spektrofotometer. Prinsip kerja
spektofotometer adalah melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada
suatu obyek kaca. Sebagian cahaya akan diserap dan sisanya akan diteruskan. Hal
ini sesuai dengan Kirana (2012) yang menyatakan bahwa spektrofotometer
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan
konsentrasi larutan di dalam kuvet.
V.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum
spektrofotometer dan pigmen pada tanaman adalah sebagai berikut.
1.
Prinsip
kerja dari spektrofotometer adalah bila cahaya masuk, sebagian
dipantulkan,sebagian diserap, sisanya akan diteruskan dan akan keluar nilai
dari cahaya yang diteruskan, yang dinyatakan nilai absorbansi.
2.
Pigmen
yang terkandung pada tanaman bayam adalah klorofil yang berwarna hijau.
B. Saran
Saran untuk praktikum
kali ini adalah agar semua praktikan dapat mengikuti prosedur pada percobaan
dengan baik dan membawa perlengkapan kotak alat agar tidak saling meminjam
dengan anggota kelompok lain, sehingga lebih mengefisienkan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Kandungan dan Manfaat Daun Bayam.
http://www.sehatcommunity.com/2012/11/kandungan-dan-manfaatdau
n-bayam.html#axzz2DDsnQ695. Diakses pada tanggal 22 November 2013,
Makassar.
Anonim, 2013. http://www.biologionline.info/2013/10/klasifikasi-bayam-duri.html.
Diakses pada tanggal 22 November 2013, Makassar.
Evhi, kumalasari. 2012. Laporan Praktikum Spektrofotometri dan Pigmen pada Tanaman.http://kumalasarievhy.wordpress.com/2012/12/17/laporan-praktikum-spektrofotometri/.
Diakses pada tanggal 22 November 2013, Makassar.
Hildan, 2011. Spektrofotometer
http://hildan09.student.ipb.ac.id/2011/03/26/
spektrofotometer-ipbbiokimia/. Diakses pada tanggal 22 November 2013, Makassar.
Juwita, 2002. Bayam
Hijau. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/33845/A94sju1.pdf. Diakses pada tanggal 22 November
2013, Makassar.
Kirana, Dy. 2012. Spektofotometer
http://dykirana.Blogspot.com
/2012/08/spektrofotometer.html. Diakses pada tanggal
22 November 2013, Makassar.
Mentari. Sri Rahayu. 2012. Absorbansi. http://www.scribd.com
/doc/95126973/m Absorbansi. Diakses pada tanggal 21 November 2013, Makassar
Ramadani, sabiha. 2012. Pigmen Warna Pada Tanaman http://blog.ub.ac.id/danik/2012/05/08/pigmen-warna-pada-tumbuhan/.
Diakses pada tanggal 22 November 2013, Makassar.
Seran, emel. 2011. Bagian-Bagian
Spektrofotometer. http://wanibesak.wordpress.com/tag/bagian-bagian-spektrofotometer/.
Diakses pada tanggal 22 November 2013, Makassar.
Suyitno, 2008. Klorofil
dan Pigmen pada Tanaman. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/suyitno-aloysius-drs-ms/modul-praktikum-analaisis-klorofil.pdf. Diakses
pada tanggal 22 November 2013, Makassar.
Wane, 2013. Materi
Tentang Klorofil. http://wanenoor.blogspot.com/2013/01/materi-tentang-klorofil.
html#.Up KobCc1iWo. Diakses pada tanggal 22 November 2013,
Makassar.
Terima kasih telah berbagi informasi masing-masing dan memberi apresiasi dengan gaya presentasi yang mengesankan. Sesuai dengan kontribusi Anda yang berarti dari pikiran Anda mencerminkan orang-orang yang mencari ide baru, saya ingin berbagi situs ini http://www.dyespigments.net/id/ yang akan membantu masyarakat untuk mendapatkan lebih banyak informasi.
ReplyDelete