Wednesday, 10 September 2014

PENENTUAN ION/ATOM DAMAL SENYAWA PENCAMPURAN DUA LARUTAN YANG BERBEDA

I.    PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
       Ketika mempelajari kimia dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah yang besar disebut pelarut atau solvent, sedang komponen yang terdapat dalam jumlah yang kecil disebut zat terlarut atau solute. Konsentrasi suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara, antara lain molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya.
Pengertian larutan ini sangat penting karena hampir semua reaksi kimia terjadi dalam bentuk larutan. Larutan dikatakan homogen apabila campuran zat tersebut komponen-komponen penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya lagi. Misalnya larutan gula dengan air dimana kita tidak dapat lagi melihat dari bentuk gulanya. Larutan dapat diperoleh dari pencampuran dua jenis larutan yang berbeda.
Suatu larutan memiiki ikatan kimia yang merupakan interaksi antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia yang kuat diasosiasikan dengan transfer elektron antara dua atom yang berpartisipasi. Ikatan kimia menjaga molekul-molekulkristal, dan gas-gas diatomik untuk tetap bersama. Selain itu ikatan kimia juga menentukan struktur suatu zat. Berdasarkan uraian tersebut, maka praktikum Penentuan Ion/Atom dalam Senyawa Pencampuran Dua Larutan yang Berbeda ini penting untuk mengetahui cara mencampurkan dua larutan yang berbeda. 
B.  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1.    Mengetahui cara pembuatan senyawa dari dua jenis larutan yang berbeda.
2.    Mengetaui cara menentukan ion/atom dalam senyawa pencampura dua larutan yang bebeda.

       Kegunaan praktikum ini adalah dapat mengetahui cara pembuatan senyawa dari dua larutan yang bebeda sebelumnya sehingga diperoleh larutan yang diinginkan yang memiliki muatan ion atau atom.
I.    TINJAUAN PUSTAKA
A.  Na2SO4(Natrium Sulfat)
Natrium sulfatadalah garam natriumdari asam sulfur. Dalam bentuk anhidratnya, senyawa ini berbentuk padatan kristal putih dengan rumus kimia Na2SO4, atau lebih dikenal dengan mineral tenardit; sedangkan bentuk dekahidratnya mempunyai rumus kimia Na2SO4·10H2O yang lebih dikenal dengan nama garam Glauber  atau  sal mirabilis. Bentuk heptahidratnya juga berbentuk padatan, yang akan berubah menjadi mirabilit ketika didinginkan. Dengan produksi tahunan sebesar 6 juta ton, itu adalah bahan kimia komoditas utama dan salah satu garam paling merusak dalam konservasi struktur ketika tumbuh di pori-pori batu-batu itu bisa mencapai tingkat tinggi tekanan, menyebabkan struktur retak (Setyo,2011).
Natrium sulfat terutama digunakan untuk pembuatan deterjen dan dalam proses Kraft pulping dari kertas. Sekitar dua-pertiga dari produksi dunia adalah dari mirabilite, bentuk mineral alami decahydrate, dan sisanya dari oleh-produk dari proses kimia seperti produksi asam klorida. Hidrat natrium sulfat dikenal juga dengan nama Salt Glauber. Sifat natrium sulfat secara kimiawi sangat stabil, yang tidak reaktif terhadap paling pengoksidasi atau pereduksi pada suhu normal. Pada suhu tinggi, dapat dikurangi untuk natrium sulfida (Setyo,2011).
Natrium sulfat adalah garam netral, yang membentuk larutan dengan
pH 7. Netralitas tersebut mencerminkan fakta bahwa Na
2SO4 berasal dari asam sulfat asam kuat dan basa kuat natrium hidroksida.
Natrium sulfat adalah ion sulfat yang khas, mengandung Na+ dan
ion SO42- (Setyo,2011).
Natrium sulfat memiliki karakteristik kelarutan dalam air yang tidak biasa. Kelarutan dalam air naik lebih dari sepuluh kali lipat antara 0°C sampai 32,384°C, di mana ia mencapai maksimum 497 g/L. Pada titik ini kurva kelarutan perubahan kemiringan, dan kelarutan menjadi hampir independen pada suhu di 32,384°C, sesuai dengan pelepasan air kristal dan mencairnya garam terhidrasi, berfungsi sebagai referensi suhu yang akurat untuk kalibrasi termometer (Setyo,2011).
Natrium sulfat menampilkan kecenderungan moderat untuk membentuk garam ganda. Garam ganda dengan beberapa sulfat logam alkali lainnya yang dikenal, termasuk Na2SO4·3K2SO4 yang terjadi secara alami sebagai glaserite mineral. Pembentukan glaserite dengan reaksi natrium sulfat dengan kalium klorida telah digunakan sebagai dasar dari metode untuk memproduksi kalium sulfat, pupuk garam ganda lainnya. Natrium sulfat umumnya dianggap sebagai non-toksik, namun tetap harus ditangani dengan hati-hati. Debu dapat menyebabkan asma sementara atau iritasi mata. Risiko ini dapat dicegah dengan menggunakan pelindung mata dan masker kertas (Setyo,2011).
B.  Larutan
Larutan merupakan campuran homogeny antara dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentuk larutan, yaitu zat terlarut (solute), dan pelarut (solvent). Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair, atau fasa padat bergantung pada sifat kedua komponen pembentuk larutan. Apabila fasa larutan dan fasa zat-zat pembentuknya sama, zat yang berbeda dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat yang lainnya sebagai zat terlarutnya (Faisal, 2013).
Berdasarkan wujud zat terlarut dan zat pelarut, larutan dapat dibagi atas tujuh macam. Dari tiga jenis wujud zat seharusnya terbentuk Sembilan macam larutan, tetapi zat berwujud padat dan cair tidak dapat membentuk larutan dalam pelarut berwujud gas. Partikel yang berwujud padat dan cair
dalam zat lain yang berwujud gas akan membentuk campuran
heterogen (Faisal, 2013).
C.  Jenis Jenis Ikatan Kimia
Sifat-sifat zat sebagian ditentukan oleh ikatan kimia antara atom-atom pembentukya. Suatu ikatan kimia adalah gaya tarik menarik  yang kaut antara atom-atom tertentu di dalam suatu zat. Perubahan kimia atau reaksi kimia terjadi karena penggabungan atau pemisahan atom-atom dengan cara tertentu sehingga terbentuk zat yang lebih stabil (Pujianto, 2012).
Hasil reaksi kimia dapat mempunyai bentuk molekul tertentu atau dapat pula menghasilkan kristal dengan bentuk tertentu yang akan menentukan sifat-sifat zat hasil tersebut. Perlu diketahui bahwa tidak semua jenis atom dapat bergabung dengan jenis atom lain membentuk senyawa. Dikenal ada beberapa macam ikatan kimia yaitu:
1.    Ikatan ion
Ikatan kimia yang terbentuk akibat gaya tarik menarik antara ion positif (kation) dengan ion negatif (anion) disebut sebagai ikatan ion. Jika atom-atom logam berdekatan atom-atom bukan logam akan terjadi perpindahan elektron valensi dari atom logam kepada atom bukan logam. Akibatnya atom logam membentuk kation sedangkan atom bukan logam


membentuk anion. Antara anion dan kation yang berlawanan muatan akan saling tarik menarik dan terbentuklah ikatan ion (ikatan
elektrovalen) (Pujianto, 2012).
2.    Ikatan kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom yang berikatan. Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (semi logam dan bukan logam). Pasangan elektron yang dipakai bersama dapat berupa sumbangan masing-masing atom berikatan atau sumbangan salah satu atom yang berikatan (Pujianto, 2012).
3.    Ikatan kovalen koordinasi
Pasangan elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan kovalen berasal dari salah satu atom yang berikatan (atom donor), sedangkan atom yang lain tidak menyumbangkan elektron (atom akseptor). Ikatanm kovalen yang demikian disebut sebagai ikatan kovalen koordinasi , semi polar  atau ikatan datif. Ikatan kovalen koordinasi hanya dapat terbentuk apabila salah satu atom mempunyai pasangan elektron bebas (PEB) (Pujianto, 2012).
4.    Ikatan logam
Gaya tarik menarik seperti pada molekul-molekul polar dapat juga terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bergerak bebas. Interaksi inilah yang dikenal sebagai ikatan logam.Unsur-unsur logam menunjukkan sifat-sifat yang khas, seperti umumnya berupa zat padat pada suhu kamar, dapat ditempa dan merupakan penghantar listrik dan panas yang baik(Pujianto, 2012).
Sifat-sifat tersebut dapat dimaklumi setelah melihat bagaimana atom-atom logam dalam membentuk ikatan logam. Atom-atom logam mempunyai elektron valensi yang kecil, sehingga elektron valensi dapat bergerak bebas dan sangat mudah dilepaskan akibatnya elektron-elektron valensi tersebut bukan hanya milik salah satu  ion logam tetapi merupakan milik bersama ion-ion logam yang terjejal dalam kisi kristal logam. Dapat dikatakan bahwa elektron valensi  dalam logam terdelokalisasi, membaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam yang telah melepaskan sebagian elektron valensinya. Akibatnya terjadi interaksi antara kedua muatan (elektron bermuatan negatif dengan ion logam yang bermuatan positif) yang berlawanan dan membentuk ikatan logam. Gaya tarik menarik ini cukup kuat sehingga pada umumnya unsur logam mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi (Pujianto, 2012).
5.    Ikatan hidrogen
ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antarmolekul yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Dalam makromolekul seperti protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian dari molekul yang sama. dan berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang penting. Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron) (Anonim I, 2013).


6.    Ikatan van Der Waals
Ikatan Van der Waals  merupakaan ikatan yang dimiliki oleh gas-gas mulia yang mengalami proses kondensasi, sehingga fasanya berubah menjadi fasa cair pada saat temperaturnya mencapai temperature yang sangat rendah (Anonim IA, 2013).
I.       METODOLOGI PRAKTIKUM
A.  Waktu dan Tempat
Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium mengenai Penentuan
Penentuan Ion/Atom dalam Senyawa Pencampuran Dua Larutan yang Berbeda dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Oktober 2013,
pukul 08.00-12.00 WITA di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
B.  Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
-        H2SO4
-        HCL
-        Na2SO4
-        K2SO4
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
-        botol larutan
-       gelas kimia
-        labu ukur
-       pipet volume
-        erlenmeyer
-       bulp
C.  prosedur Praktikum
1.   Pencampuran larutan Na2SO4
a.   Na2SO4 1,5 N dipipet sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur.
b.   Na2SO4 0,75 N dipipet sebanyak 50 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur.
c.   Na2SO4 1,5 N dan Na2SO4 0,75 N yang sudah dipipet dicampurkan ke dalam erlenmeyer kemudian dihomogenkan.
2.   Pembuatan larutan K 40 ppm
a.   Ditimbang jumlah K2SO4 yang dibutuhkan.
b.   K2SO4 dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan aquadest sampai tanda tera.
c.   Larutan dihomogenkan.
d.   Larutan dimasukkan ke dalam botol larutan.
I.       HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil
       Hasil dari praktikum ini adalah :
Tabel 04. Pencampuran dua larutan yang berbeda
No.
Bahan
Larutan 1
Larutan 2
K. akhir
V. akhir
Kons.
Volume
Kons.
Volume
1
H2SO4
0,5 M
25 ml
0,75 M
30 ml
0,63 M
55 ml
2
Na2SO4
1,5 N
25 ml
0,75 N
50 ml
1 N
75 ml
3
HCL
1,5 M
30 ml
0,5 M
50 ml
0,375 M
80 ml
4
HCL
1 M
25 ml
0,5 M
25 ml
0.75 M
50 ml
5
H2SO4
0,7 M
25 ml
0,5 M
25 ml
0,6 M
50 ml
Sumber : Data sekunder praktikum ATL, 2013.
B.  Pembahasan
Natrium sulfat (Na2SO4) adalah garam natrium dari  asam sulfat. Natrium sulfat adalah ion sulfat yang khas, mengandung Na+ dan
ion SO42-ion. Natrium sulfat merupakan senyawa yang bersifat sangat korosif dan berbahaya tidak hanya bagi keselamatan diri sendiri, tapi juga bagi lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan Setyo (2011), yang menyatakan bahwa natrium sulfat adalah bahan kimia komoditas utama dan salah satu garam paling merusak dalam konservasi struktur ketika tumbuh di pori-pori batu-batu itu bisa mencapai tingkat tinggi tekanan, menyebabkan struktur retak.

       Dalam mereaksikan atau bekerja dengan Na2SO4 harus berhati-hati dan menggunakan pelindung tubuh seperti masker dan sarung tangan serta bekerja di ruangan yang memiliki cukup ventilasi untuk menghindari
terjadinya kecelakaan selama bekerja. Hal ini sesuai dengan
Setyo (2011), yang menyatakan bahwa natrium sulfat umumnya dianggap sebagai non-toksik, namun tetap harus ditangani dengan hati-hati. Debu dapat menyebabkan asma sementara atau iritasi mata. Risiko ini dapat dicegah dengan menggunakan pelindung mata dan masker kertas.
       Pembuatan senyawa dari dua jenis larutan Na2SO4 yang berbeda molaritas dilakukan dengan memasukkan masing-masing larutan ke dalam labu ukur sesuai dengan volume yang telah ditentukan. Kedua larutan ini kemudian disatukan ke dalam erlenmeyer dan dikocok perlahan. Tujuannya adalah untuk menghomogenkan larutan agar dapat menyatu dan tidak dapat dibedakan lagi antara larutan awal yang satu dengan yang lainnya. Hal ini sesuai dengan Faisal (2013), yang menyatakan bahwa larutan merupakan campuran homogeny antara dua atau lebih zat berbeda jenis.
I.    PENUTUP
A.  Kesimpulan
       Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1.   Mencampurkan suatu senyawa dari dua jenis larutan yang berbeda dapat dilakukan dengan cara menampur kedua larutan sesuai volume yang telah ditentukan untuk mendapatkan konsentrasi akhir yang diinginkan.
2.   Suatu larutan memiliki ikatan kimia sesuai dengan sifat atom dn elektron valensi yang dimiliki oleh larutan yeng berikatan.
B.  Saran
Saran untuk praktikum Penentuan Ion/Atom dalam Senyawa Pencampuran Dua Larutan yang Berbeda ini adalah Ketika mengukur volume larutan, pada saat cairan hampir mendekati tanda tera, sebaiknya menambahkan larutan yang dibuat menggunakan pipet tetes sehingga diperoleh larutan yang memiliki volume lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim I. 2013. Ikatan Hidrogen. http://wiwikipedia.com/ikatan-hidrogen/. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2013, Makassar.

Anonim IA. 2013. Pengertian Ikatan Van Der Waals. http://www.ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/besi-baja-iron-steel/pengertian-ikatan-atom/pengertian-ikatan-van-der-waals/. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2013, Makassar.

Faisal. 2013. Laporan Kimia Pembuatan Larutan. http://muhammad
faisal-sakuru. 2013 Laporan kimia pembuatan larutan blogspot.com/search/label/Laporan%20Praktikum
.Diakses pada
tanggal 10 oktober 2013 di Makassar.

Pujianto. 2012. Ikatan Kimia. http://kimiaku.wordpress.com/materi-belajar/
ikatan-kimia/
.Diakses pada tanggal 27 Oktober 2013, Makassar.

Setyo. 2011. Tugas Pbai. http://heryspyderbilt.blogspot.com/2011/11/tugas-pbai-inggris.html. Diakses pada tanggal 10 oktober 2013 di Makassar.

No comments:

Post a Comment