I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahan
pangan yang sering kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung banyak
senyawa-senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Mungkin secara kasat mata
kita tidak mengetahuinya. Tetapi dengan peneltian lebih lanjut, maka kita akan
menemukan bahwa dalam suatu bahan pangan banyak terdapat senyawa-senyawa
kimiayang berbahaya bila dikonsumsi terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.
Kandungan
asam lemak bebas suatu bahan pangan merupakan salah satu contoh senyawa yang
terkandung dalam bahan pangan yang dapat
bersifat berbahaya khususnya bagi tubuh apabila bahan pangan tersebut
terlalu sering untuk dikonsumsi. Penggunaan minyak goreng yang berulang-ulang
kali dapat mengandung kadar asam lemak bebas yang tinggi karena mudah teroksidasi.
Asam
lemak bebas pada suatu bahan pangan akan terbentuk karena adanya proses pemanasan bahan pangan pada
suhu tinggi yang dapat meningkatkan konsentrasi dari asam lemak bebas dan
meningkatkan jumlah asam lemak bebas yang terbentuk apabila proses tersebut
semakin lama dilakukan sehingga merugikan mutu dan kandungan gizi bahan pangan
tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan praktikum Analisis Asam
Lemak Bebas agar kita mengetahui mutu bahan pangan yang kita konsumsi ditinjau
dari kadar asam lemaknya.
B. Tujuan
dan Kegunaan
Tujuan
dari praktikum Analisa Kadar Lemak Bebas
adalah sebagi berikut.
1.
Untuk
mengetahui cara pengujian asam lemak
bebas pada suatu bahan pangan.
2.
Untuk
mengetahui persentasi asam lemak bebas yang ada pada beberapa bahan pangan.
Kegunaan
dari praktikum ini adalah sebagai pembelajaran dan media informasi untuk
mengetahui analisa kadar asam lemak dalam suatu bahan pangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Margarin
Terbuat
dari minyak nabati, yg umumnya berasal dari kelapa sawit. Teksturnya lebih
padat dan titik lelehnya lebih tinggi dari pd mentega karena ada proses
hidrogenasi(penjenuhan asam lemak). Warnanya lebih kuning dari mentega karena
adanya tambahan zat pewarna alami, seperti
karotenoid (Maudy,2013).
karotenoid (Maudy,2013).
Margarin berbeda dengan
mentega dan minyak. umumnya berasal dari kelapa sawit. Teksturnya lebih padat
dan titik lelehnya lebih tinggi dari pd mentega karena ada proses
hidrogenasi(penjenuhan asam lemak). Sementara Minyak goreng bermerek dari
proses produksi, minyak goreng kemasan selalu melalui dua kali penyaringan
sehingga kadar lemak dan asam oleatnya lebih rendah (Cemerlang 2013).
B. Asam
Lemak Bebas
Asam
lemak adalah asam karboksilat dengan panjang alifatik ekor
(rantai), yang baik jenuh maupun tak jenuh. Kebanyakan alami asam lemak rantai telah bahkan jumlah atom karbon dari 4 sampai 28. Asam lemak biasanya berasal dari trigliserida atau fosfolipid. Ketika mereka tidak melekat pada molekul lain, mereka dikenal sebagai "bebas" asam lemak (Jeski, 2012).
(rantai), yang baik jenuh maupun tak jenuh. Kebanyakan alami asam lemak rantai telah bahkan jumlah atom karbon dari 4 sampai 28. Asam lemak biasanya berasal dari trigliserida atau fosfolipid. Ketika mereka tidak melekat pada molekul lain, mereka dikenal sebagai "bebas" asam lemak (Jeski, 2012).
Asam lemak bebas adalah
asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak terikat sebagai trigliserida.
Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya
bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah
gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas,
air, keasaman, dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka
semakin banyak kadar ALB yang terbentuk.Data dpartemen perindustrian (SNI
01-3741-1995) menyatakan bahwa kadar air maksimal minyak adalah 0,30%. Syarat
keadaan bau, warna dan rasa dalam keadaan normal asam lemak bebas tidak lebih
dari 0,30% (Anonim, 2013).
C. Indikator PP (Phenolphtalein)
Fenolphtalein
(phenolphthalein) atau biasa disingkat sebagai pp adalah suatu senyawa organik
dengan rumus C20H14O4 dan biasa dipakai
sebagai indikator untuk titrasi asam basa. Tidak bewarna dalam larutan asam dan
berwarna fuksia (pink) bila dalam larutan basa (Febri,2011).
Fungsi penambahan indikator
fenoftalein untuk mengetahui terjadinya suatu titik ekivalen dalam proses
penitrasian dengan terjadinya perubahan warna pada larutan.Indikator PP dengan
range pH 8,0 ± 9,6 merupakan indikator yang baik untuk larutanbasa dimana
indikator ini akan merubah warna larutan dari bening menjadi merah muda akibat
dari perubahan pH larutan pada saat penitrasian (Aqulfer, 2012).
D. NaOH
Natrium hidroksida murni berbentuk putih
padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh
50%. Ia bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari
udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika
dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH
dalam kedua
cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam
dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan
meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas (Anonim, 2011).
Titrasi dilakukan menggunakan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah
jambu yang tidak hilang dalam 30 detik. Penggunaan NaOH digunakan untuk
mengukur beberapa asam lemak yang bebas dari minyak. Basa NaOH mampu
menghidrolisis minyak menjadi gliserol dan asam lemak. Asam lemak
bebas yang terdapat dalam minyak bisa dinetralkan dengan menggunakan basa. Angka asam adalah Mg alkali yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram lemak atau minyak (Hadi, 2012).
bebas yang terdapat dalam minyak bisa dinetralkan dengan menggunakan basa. Angka asam adalah Mg alkali yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram lemak atau minyak (Hadi, 2012).
E. Alkohol
Alkohol merupakan suatu senyawa organik
organik yang tersusun dari atom C, H dan O dengan rumus umum CnH2n+1OH. Ciri
khas alkohol yaitu terdapatnya gugus –OH pada rantai karbon. Rantai karbon
dapat berupa gugus alkil jenuh maupun tidak jenuh, gugus alkil tersubtitusi dan
dapat pula terikat pada rantai siklik. Selain alkohol dengan satu gugus –OH
dikenal pula alkohol yang memiliki gugus –OH lebih dari satu. Alkohol yang
memiliki satu gugus –OH disebut alkohol monohodroksi, alkohol dengan dua gugus
–OH disebut alkohol dihidroksi dan seterusnya (Seran, 2010).
Fungsi penambahan Alkohol adalah untuk
melarutkan lemak dan minyak dalam sampel agar dapat bereaksi dengan basa
alkali. Alkohol digunakan untuk melarutkan minyak sehingga konsentrasi alkohol
(etanol) yang digunakan sebaiknya berada dalam kisaran 95-96%. Fungsi Pemanasan
(refluks) saat percobaan adalah agar reaksi antara alkohol dengan minyak
tersebut bereaksi dengan cepat, sehingga pada saat titrasi diharapkan alkohol
larut seutuhnya (Himka, 2011).
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium tentang Analisa
Asam Lemak Bebas dilaksanakan pada hari Rabu, 06 November 2013, pukul
08.00-12.00 WITA di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan,
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
B.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang
digunakan dalam praktikum Analisa Kadar asam Lemak adalah sebagai berikut.
-
erlenmeyer 250 ml
-
alat penangas
-
timbangan analitik
-
batang pengaduk
Bahan-bahan yang
digunakan dalam praktikum Analisa Kadar asam Lemak adalah sebagai berikut.
-
margarin bluband
-
margarin filma
-
minyak curah
-
minyak bimoli
-
minyak sunco
-
indikator pp
-
NaOh 0,1 N
-
Alkohol 96%
C. Prosedur Praktikum
Prosedur prktikum Analisa Kadar asam Lemak adalah sebagai berikut.
1) Sampel ditimbang sebanyak 5 gram.
2) Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 50 ml
alkohol netral.
3) Dipanaskan hingga mendidih.
4) Setelah sampel dingin ditambahkan 2 ml indikator pp dan
titrasi dengan larutan 0,1 N NaOH yang telah distandarisasi sampai warna merah
jambu tercapai dan tidak hilang selama 30 detik.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil dari
praktikum Analisa Kadar Asam Lemak Bebas adalah sebagai berikut.
Tabel 10. Hasil Analisa Kadar Asam Lemak Bebas
No
|
Bahan
|
FFA (%)
|
1
|
Margarin Bluband
|
0,4512%
|
2
|
Margarin Filma
|
0,45%
|
3
|
Minyak Curah
|
0,04%
|
4
|
Minyak Bimoli
|
0,2048%
|
5
|
Minyak Sunco
|
0,15%
|
Sumber:Data
Sekunder Praktikum ATL, 2013.
B. Pembahasan
Sampel yang digunakan dalam praktikum analisa
kadar asam lemak bebas adalah margarin Bluband, margarin Filma, minyak curah,
minyak Bimoli dan minyak Sunco. Dari hasil praktikum diperoleh bahwa kadar asam
lemak bebas (FFA) pada margarin Bluband
adalah sebesar 0,4512%, pada margarin filma sebesar 0,45%, pada minyak curah
sebesar 0,04%, pada minyak Bimoli sebesar 0,2048% dan pada minyak Sunco sebesar
0,15%. Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa kadar asam lemak tertinggi ada
pada sampel margarin bluband sebesar 0,4512% dan kadar asam lemak terendah ada
pada sampel minyak sunco yaitu sebesar 0,15%. Minyk sunco memiliki kadar asam
lemak yag rendah karena minyak sunco merupakan minyak yang mengalami dua kali
penyarringan sehingga kadar asam lemaknya rendah. Hal
ini sesuai dengan (Cemerlang,
2013) yang menyatakan bahwa dari proses produksi, minyak goreng kemasan selalu
melalui dua kali penyaringan sehingga kadar lemak dan asam oleatnya lebih
rendah.
Bahan yang digunakan oleh kelompok dua adalah
margarin filma. Margarin filma adalah terbuat dari minyak nabati, yg umumnya
berasal dari kelapa sawit. Teksturnya lebih padat dan titik lelehnya lebih tinggi
dari pd mentega karena ada proses hidrogenasi(penjenuhan asam lemak). Hasil
pengujian kadar FFA yang telah dilakukan, didapati bahwa margarin filma
memiliki kandungan asam lemak bebas sebesar 0.45%. Ini berarti telah melewati
standar FFA yaitu sebesar 0,3%. Hal ini sesuai dengan
Anonim (2011) yang menyatakan bahwa data dpartemen perindustrian
(SNI 01-3741-1995) menyatakan bahwa kadar air maksimal minyak adalah 0,30%. Syarat keadaan bau, warna dan rasa dalam keadaan normal asam lemak bebas tidak lebih dari 0,30%.
Anonim (2011) yang menyatakan bahwa data dpartemen perindustrian
(SNI 01-3741-1995) menyatakan bahwa kadar air maksimal minyak adalah 0,30%. Syarat keadaan bau, warna dan rasa dalam keadaan normal asam lemak bebas tidak lebih dari 0,30%.
Sala-satu
prosedur praktkum analisa kadar asam lemak bebas adalah dengan penambahan
alkohol netral. Sampel margarin yang telah
ditimbang sebanyak 5 gram kemudian ditambahkan 50 ml alkohol
netral 96%. Penambahan alkohol bertujuan untuk melarutkan lemak dan minyak dalam sampel agar dapat bereaksi dengan basa alkali. Hal ini sesuai dengan Himika (2011) yang menyatakan bahwa fungsi penambahan Alkohol adalah untuk melarutkan lemak dan minyak dalam sampel agar dapat bereaksi dengan basa alkali.
ditimbang sebanyak 5 gram kemudian ditambahkan 50 ml alkohol
netral 96%. Penambahan alkohol bertujuan untuk melarutkan lemak dan minyak dalam sampel agar dapat bereaksi dengan basa alkali. Hal ini sesuai dengan Himika (2011) yang menyatakan bahwa fungsi penambahan Alkohol adalah untuk melarutkan lemak dan minyak dalam sampel agar dapat bereaksi dengan basa alkali.
Sampel yang telah ditambahkan 50 ml alkohol
netral 96% kemudian dipanaskan dengan menggunakan alat penangas. Pemanasan dilakukan
bertujuan agar alkohol dapat bereaksi cepat dengan minyak. Hal ini sesuai
dengan Himika (2011) yang menyatakan bahwa fungsi pemanasan saat percobaan
adalah agar reaksi antara alkohol dengan minyak tersebut bereaksi dengan cepat,
sehingga pada saat titrasi diharapkan alkohol larut seutuhnya.
Sampel yang telah dipanaskan kemudian
didinginkan lalu ditambahkan dengan indikator pp (phenolphtlein) sebanyak 1 ml.
Penambahan indikator pp ini bertujuan agar kita mengetahui apakah larutan
termasuk asam atau basa yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Hal ini
sesuai dengan
Aqulfer (2012) yang menyatakan bahwa fungsi penambahan indikator fenoftalein untuk mengetahui terjadinya suatu titik ekivalen dalam proses penitrasian dengan terjadinya perubahan warna pada larutan.
Aqulfer (2012) yang menyatakan bahwa fungsi penambahan indikator fenoftalein untuk mengetahui terjadinya suatu titik ekivalen dalam proses penitrasian dengan terjadinya perubahan warna pada larutan.
Sampel yang telah ditambahkan indikator pp,
kemudian dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 M. Titrasi dilakukan menggunakan
NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah jambu yang tidak hilang
dalam 30 detik. Penambahan NaOH ini bertujuan untuk mengukur asam lemak beberapa asam lemak bebas dari minyak selain itu juga NaOH mampu menghidrolisis minyak menjadi gliserol dan asam lemak. Hal ini sesuai dengan Hadi (2012) yang menyatakan bahwa penggunaan NaOH digunakan untuk mengukur beberapa asam lemak yang bebas dari minyak. Basa NaOH mampu menghidrolisis minyak menjadi gliserol dan asam lemak.
dalam 30 detik. Penambahan NaOH ini bertujuan untuk mengukur asam lemak beberapa asam lemak bebas dari minyak selain itu juga NaOH mampu menghidrolisis minyak menjadi gliserol dan asam lemak. Hal ini sesuai dengan Hadi (2012) yang menyatakan bahwa penggunaan NaOH digunakan untuk mengukur beberapa asam lemak yang bebas dari minyak. Basa NaOH mampu menghidrolisis minyak menjadi gliserol dan asam lemak.
Kadar asam lemak margarin Filma yang
diperoleh adalah sebesar 0,45%. Ini berarti kadar asam lemak margarin Filma
telah melewati standar asam lemak bebas yang telah di tentukan. Hal ini sesuai dengan
(SNI 01-3741-1995)
menyatakan bahwa kadar asam lemak maksimal margarin adalah 0,30%. Syarat
keadaan bau, warna dan rasa dalam keadaan normal asam lemak bebas tidak lebih
dari 0,30%.
Minyak
curah adalah minyak dari kelapa sawit yang hanya mengalami satu kali proses
penyaringan. Dari hasil praktikum
diperoleh kadar asam lemak bebas minyak curah adalah sebesar 0,04%. Bisa
disimpulkan bahwa terjadi kesalahan pada proses titrasi pada saat praktikum
berlangsung karena berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan selama ini,
minyak curah justru memiliki kadar asam lemak yang tinggi karena hanya
mengalami satu kali proses penyaringan. Hal ini sesuai dengan (Ayu, 2010) bahwa
hasil pnelitian Evaluasi Sifat Fisiko-Kimia Minyak Curah menunjukan kadar FFA Minyak
goreng curah adalah sebesar 0,346%.
Kadar
asam lemak bebas minyak Bimoli yang diperoleh dari hasil praktikum adalah
sebesar 0,02048%. Ini berarti kadar asam lemak bebas minyak bimoli sudah sesuai
dengan standar yang telah di tentukan SNI. Hal ini sesuai dengan (SNI
01-3741-1995) menyatakan bahwa kadar asam lemak maksimal margarin adalah 0,30%.
Syarat keadaan bau, warna dan rasa dalam keadaan normal asam lemak bebas tidak
lebih dari 0,30%.
Kadar asam lemak bebas
minyak sunco yang diperoleh dari hasil praktikum adalah sebesar 0,15%. Ini
berarti kadar asam lemak bebas minyak Sunco telah sesuai dengan standar SNI
kadar asam lemak yaitu sebesar 0,30%. Ini dikarenakan minyak Sunco mengalami
proses dua kali penyaringan. Hal ini sesuai dengan (Cemerlang, 2013) yang
menyatakan bahwa dari proses produksi, minyak goreng kemasan selalu melalui dua
kali penyaringan sehingga kadar lemak dan asam oleatnya lebih rendah.
V.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Analisa Kadar Asam
Lemak ini adalah sebagai berikut.
1. Pengujian
asam lemak bebas pada suatu bahan pangan dapat dilakukan dengan metode
pemanasan kemudian dititrasi lalu menghitung jumlah kandungan asam lemak bebas
bahan pangan tersebut.
2.
Kandungan asam lemak bebas (ALB) pada
margarin Filma adalah
sebesar 0,45%.
sebesar 0,45%.
B. Saran
Saran yang dapat praktikan berikan adalah
sebaiknya sebelum memulai praktikum terlebih dulu telah mengetahui gambaran
besar mengenai prosedur percobaan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang
nantinya menghambat keakuratan hasil percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Natrium
Hidroksida. http://www.google.co.id
/tanya/thread?tid=04605636ada3cd48. Diakses pada tanggal
07 November 2013, Makassar.
07 November 2013, Makassar.
Anonim, 2013. Asam
Lemak Bebas. http://thi.fp.unsri.ac.id/index.php/posting/71.
Diakses pada tanggal 07 November 2013, Makassar.
Arik, febri. 2011. Fenolphtalein
http://arikfebri.wordpress
.com/2011/03/04/fenolphtalein-phenolphthalein/.
Diakses pada tanggal 07 November 2013, Makassar.
Aqulfer, 2012. Fungsi
Penambahan Indikator PP. http://www.scribd.com/doc/51391404/Fungsi-penambahan-PP.
Diakses pada tanggal 07 November 2013, Makassar.
Ayu, Dewi. 2010. Evaluasi
Sifat Fisiko-Kimia Minyak Curah. http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JSG/article/download/610/603.pdf.
akses pada tanggal 26 November 2013, Makassar.
Cemerlang,
2013. Minyak Goreng Murah
http://minyakgoreng-murah.blogspot.com/html.Diakses pada tanggal 07 November 2013, Makassar.
http://minyakgoreng-murah.blogspot.com/html.Diakses pada tanggal 07 November 2013, Makassar.
Emel, Seran. 2010. Arsip
tag fungsi alkohol. http://wanibesak.wordpress.com/tag/fungsi-alkohol/.
Diakses pada tanggal 06 November 2013, Makassar.
Hadi, 2012. Analisa
Lipida Gizi. http://danang-kurang-kerjaan.blogspot.com/2012/10/analisa-lipida-gizi_7635.html.
Diakses pada tanggal 07 November 2013, Makassar.
Himka, 2011. Laporan
Kimia Organik. http://himka1polban
.wordpress.com/laporan/kimia-organik/89-2/.
Diakses pada tanggal 07 November 2013, Makassar.
Maudy, 2013. Perbeaan
Margarin dan Mentega Butter. http://maudikitchen.blogspot.com/2013/02/perbedaan-margarin-dan-mentega-butter.html.
Diakses pada tanggal 07 November 2013, Makassar.
Ostan Jeski. 2012. Analisa
Asam Lemak Bebas. http://eiffelgultom.blogspot.com/2012/11/analisa-asam-lemak-bebas-ffa.html.
Diakses pada tanggal 07 November 2013, Makassar.
No comments:
Post a Comment