Wednesday, 10 September 2014

PENETAPAN KARBOHIDRAT METODE IODIN

I. PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi.
Sumber karbohidrat yang sangat umum kita ketahui adalah dari nasi, kentang, jagung, terigu, ubi kayu dan lain-lain. Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi umat manusia dan hewan. Untuk melakukan aktivitas sehari-hari kita memerlukan energi, energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu kerbohidrat, protein, dan lemak.

 Pengujian karbohidrat dilakukan dengan dua cara yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif. Salah satu pengujian kualitatif karbohidrat adalah dengan metode iodin. Kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat dalam kehidupan sehari hari , baik yang berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional dalam proses metabolisme. Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hal di atas maka perlu dilakukan praktikum Penetapan Karbohidrat Metode Iodin untuk mengetahui cara pengujian karbohidrat pada bahan pangan dengan metode iodin.
Tujuan dan kegunaan
tujuan dilakukannya praktikum penetapan karbohidrat dengan metode uji iodin adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui jenis karbohidrat pada suatu bahan pangan secara kualitatif.
2.    Untuk mengetahui penatapan karbohidrat dengan metode uji iodin.
Kegunaan dilakukannya praktikum penetapan karbohidrat dengan metode iodin yaitu sebagai bahan pembelajaran dan informasi mengenai kandungan karbohidrat pada suatu bahan pangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.   Kentang (Solanum Tuberosum L)
Merupakan tanaman yang mengandung karbohidrat tinggi. Tanaman pendek, tidak berkayu, menyukai iklim sejuk seperti di perbukitan (dataran tinggi). Merupakan tanaman berbunga (bunga sempurna) dan tersusun majemuk dengan ukuran sekitar 3 cm. Warna kentang berkisar dari coklat keunguan hingga putih kekuningan (Ilias, 2012).
Klasifikasi kentang berdasarkan Distan (2012) adalah sebagai berikut.
Kingdom            : Plantae
Subkingdom             : Tracheobionta
Super Divisi              : Spermatophyta
Divisi                         : Magnoliophyta
Kelas                         : Magnoliopsida
Sub Kelas                 : Asteridae
Ordo                          : Solanales
Famili                        : Solanaceae
Genus                       : Solanum
Spesies                     : Solanum tuberosum L
Kentang terkenal karena kandungan karbohidrat nya (sekitar 26 gram dalam kentang medium). Bentuk dominan dari karbohidrat ini adalah pati. Sebagian kecil tapi signifikan pati ini adalah tahan terhadap pencernaan oleh enzim dalam lambung dan usus kecil, sehingga mencapai usus besar dasarnya utuh (Anonim, 2010).


Pati kentang mengandung amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal (Anang, 2013).
B.   Jenis-Jenis Karbohidrat
Karbohidrat adalah polisakarida, merupakan sumber energi utama pada makanan. Nasi, ketela, jagung adalah beberapa contoh makanan mengandung karbohidrat. Penyusun utama karbohidrat adalah karbon, hidrogen, dan oksigen (C, H, O) dengan rumus umum Cn(H2O)n. Karena inilah maka nama karbohidrat diberikan. Karbohidrat berasal dari kata ‘karbon’ dan ‘hidrat’. Atom karbon yang mengikat air (Haris, 2013).
Proses penyerapan iodin oleh karbohidrat adalah dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini dapat menyebabkan pati membentuk kompleks sehingga molekul iodium dapat masuk ke dalam spiralnya (Amrida, 2011).
Tiga macam pembagian karbohidrat berdasarkan susunan kimia berdasarkan Fiah (2013) adalah sebagai berikut.
1)    Monosakarida
Monosakarida ialah KH yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri dari beberapa atom karbon saja. Monosakarida larut dalam air. Monosakarida adalah senyawa karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis lagi dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Berikut contoh lain monosakarida :
·         Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon dan bersama fruktosa dalam madu.
·         Fruktosa, Dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda. Gula ini terutama
terdapat dalam madu bersama glukosa, dalam buah, nektar bunga, dan juga di dalam sayur. Di dala tubuh, fruktosa merupakan hasil pencernaan sakarosa.
·         Galaktosa :Monosakarida ini jarang terdapat bebas dalam alam. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa.
2)    Oligosakarida
Oligosakarida merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida yang jumlahnya antara 2 sampai dengan 8 molekul monosakarida. Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida.
Contoh Oligosakarida:
·         Sukrosa
Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa. Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul glukosa dan fruktosa, yaitu antara atom karbon nomor 1 pada glukosa dengan atom karbon nomor 2 pada fruktosa melalui atom oksigen


·         Laktosa
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa. Molekul laktosa masih mempunyai gugus –OH glikosidik, dengan demikian laktosa mempunyai sifat mereduksi dan mutarotasi.
·         Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terebntuk dari dua molekul glukosa. Ikatan yang terjadi ialah antara atom karbon nomor 1 dan atom karbon nomor 4, maltosa masih mempunyai gugus –OH glikosidik dengan demikian masih mempunyai sifat mereduksi.
3)    Polosakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat bentuk polimer dari satuan monosakarida yang sangat panjang.  Contoh polisakarida yaitu:
·         Amilum
Amilum terdiri atas dua macam, yaitu polisakarida yang kedua –duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa ( kira –kira 20 –28 % ) dan sisanya amilopektin (dipisahkan dengan air panas).
·         Glikogen.
Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan karbohidrat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat di dalam hati dan otot.


C.   Metode Pengujian Karbohidrat
Terdapat beberapa cara uji kimia untuk mengenali dan mengetahui adanya kandungan karbohidrat pada makanan berdasarkan Haris (2013) adalah sebagai berikut.
1)    Uji Kualitatif
·         Uji Molish
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya karbohidrat secara umum. Uji ini pada dasarnya merupakan reaksi antara furfural dan turunannya dengan a-naftol menghasilkan senyawa komplek berwarna ungu. Furfural dan turunannya tersebut merupakan hasil dehidrasi monosakarida oleh asam sulfat pekat.
·         Uji Iodin
Bertujuan untuk mengetahui adanya polisakarida. Polisakarida yang ada dalam sampel akan membentuk komplek adsorpsi berwarna spesifik dengan penambahan iodium. Polisakarida jenis amilum akan memberikan warna biru. Desktrin akan memberikan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan pati mengalami hidrolisis parsial akan memberikan warna merah coklat.
·         Uji Benedict
Uji ini merupakan modifikasi dari uji fehling, reagen benedict relative tidak stabil disbanding larutan fehling. Gula yang mengandung gugus aldehid atau keton bebas akan mereduksi Cu2+ dalam suasana basa menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata.


·         Uji Barfoed
Reagen barfoed merupakan asam lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida. Ion Cu2+ dari reagen barfoed dalam keadaan suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh monosakarida daripada disakarida menghasilkan endapan merah bata. Perpanjangan waktu pemanasan disakarida dapat memberikan reaksi positif karena terjadinya hidrolisis disakarida.
·         Uji Bial
Uji ini didasarkan pada dehidrasi pentose oleh HCl pekat akan menghasilkan furfural. Furfural yang terbentuk akan bereaksi dengan 3,5-dihidroksi toluene(orsinol) dan ion Fe3+ membentuk senyawa kompleks biru.
2)    Uji Kuantitatif
·         Metode Fisika
Ada 2 macam, yaitu :
a. Berdasarkan indeks bias, cara ini menggunakan alat refraktometer yaitu dengan rumus :  X= [ ( A+B )C – BD) ]
b.    Berdasarkan rotasi optis, cara ini menggunakan alat polarimeter digital (dapat diketahui hasilnya langsung) dinamakan sakarimeter. Rumusnya :
[ a ] D20 = 100A
L x C
·         Metode Kimia
Ada 2 macam cara, yaitu :
a.       Titrasi
b.      Spektrofotometri
Adapun untuk cara yang kedua ini menggunakan prinsip reaksi reduksi CuSO4 oleh gugus karbonil pada gula reduksi yang setelah dipanaskan terbentuk endapan kupru oksida (Cu2O) kemudian ditambahkan Na-sitrat dan Na-tatrat serta asam fosfomolibdat sehingga terbentuk suatu komplek senyawa berwarna biru yang dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm.
·         Metode Kromatografi
Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi adalah dengan                    mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu campuran.
·         Metode Enzimatik
Untuk metode enzimatis ini, sangat tepat digunakan untuk penentuan kadar suatu gula secara individual, disebabkan kerja enzim yang sangat spesifik. Contoh enzim yang dapat digunakan ialah glukosa oksidase dan heksokinase Keduanya digunakan untuk mengukur kadar glukosa.
D.   NaOH (Natrium Hidroksida)
Natrium hidroksida ( Na OH ), juga dikenal sebagai alkali kaustik soda dan, adalah kaustik logam dasar . Natrium hidroksida adalah basa yang umum di laboratorium kimia.  Natrium hidroksida ( Na OH ) banyak digunakan di banyak industri, terutama sebagai kuat kimia dasar dalam pembuatan pulp dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen dan sebagai pembersih drain (Faiz,2011).
Fungsi penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa pada uji iodin. Pada pengujian larutan amilum dan iod‚ NaOH menghalangi terjadinya reaksi antara amilum dengan iod. Hal ini disebabkan karena iod bereaksi dengan basa sehingga tidak mengalami reaksi dengan amilum. Keadaan ini terjadi sebab NaOH yang sudah ada dalam larutan lebih dulu bereaksi dengan iod membentuk senyawa NaI dan NaOI‚ sehingga
pada uji dengan penambahan NaOH tidak terjadi perubahan
pada larutan amilum (Kumalasari, 2012).
E.   HCl (Asam Klorida)
Larutan asam klorida atau yang biasa kita kenal dengan larutan HCl dalam air, adalah cairan kimia yang sangat korosif dan berbau menyengat. HCl termasuk bahan kimia berbahaya atau B3. Di dalam tubuh HCl diproduksi dalam perut dan secara alami membantu menghancurkan bahan makanan yang masuk ke dalam usus (Jefri, 2011).
Penambahan larutan HCl berfungsi sebagai pemberi suasana asam pada larutan amilum. Pada larutan dengan penambahan HCl menyebabkan terjadinya reaksi antara amilum dengan iod. Reaksi ini membentuk warna biru pada larutan (Anonim, 2011).
F.    Aquadest
Aquadest atau aquadestilata atau air denim adalah Air yang telah dimurnikan, yang telah dilepaskan dari zat besi, mangan, zinc, kapur dan sejenisnya. Umumnya digunakan untuk keperluan laboratorium dan pengolahan produk tertentu yang membutuhkan tingkat kemurnian air dengan ph normal (Yudistira, 2011).
Aquades adalah air hasil destilasi atau penyulingan sama dengan air murni atau H20, kerena H20 hampir tidak mengandung mineral. Sedangkan air mineral merupakan pelarut yang universal. Penambahan akuades pada penetapan karbohidrat metode iodin adalah sebagai larutan netral (Kumalasari, 2012).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.   Waktu dan Tempat
Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium tentang Penentuan
Karbohidrat Metode Iodin dilaksanakan pada hari
Rabu, 30 Oktober 2013, pukul 08.00-12.00 WITA di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
B.   Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut :
-       gelas ukur
-       hot plate
-       pipet ukur
-       wadah
-       pisau
-       rak tabung reaksi
-       shaker
-      tabung reaksi
-       stopwach
-      penjepit tabung reaksi
-       parut
-       timbangan analitik
-       batang pengaduk

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
-       ubi kayu                                      - pisang
-       jagung                                        - Aquadest
-       kentang                                      - HCL 3%
-       terigu                                          - NaOH 6 M
C.   Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1)    Bahan dikupas kemudian dicuci dan dihaluskan.
2)    Bahan ditimbang sebanyak 5 gram kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur dan ditambahkan aquades 50 ml.
3)    Bahan dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi. Masing-masing 3 ml kemudian diberi perlakuan dan diamati perubahan warna yang terjadi.
4)    Kemudian setiap perlakuan ditetesi larutan iodium 5 tetes kemudian amati perubahan yang terjadi.
5)    Masing-masing sampel dipanaskan 5 menit pada suhu 60˚C lalu amati perubahan yang terjadi.
6)    Setelah itu dinginkan selama 10 menit lalu amati perubahan yang terjadi.
D.   Perlakuan
1)    Ditambahkan alkohol 2 tetes
2)    Ditambahkan larutan HCL 3% 2 tetes.
3)    Ditambahkan NaOH 6 M 2 tetes.IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.   Hasil
Hasil dari praktikum pengujian karbohidrat metode iodin yaitu sebagai berikut.
Tabel 06. Pengujian Iodin Dengan Aquadest
No.
Bahan
Perlakuan I
aquades
Iodin
dipanaskan
didinginkan
1
Ubi kayu
Putih keruh
Putih keruh
Putih
Tidak berwarna
2
Kentang
Bening
Merah muda
Bening
Bening
3
Jagung
Putih
Putih keruh
Putih keruh
Putih keruh (+)
4
Pisang
Putih keruh
Putih keruh (+)
Putih tulang
Putih tulang
5
Tepung terigu
Putih
Ungu
Putih
Putih
Sumber : Data primer praktikum ATL,2013.

Tabel 07. Pengujian Iodin Dengan HCL 3%.
No.
Bahan
Perlakuan II
HCL 3%
Iodin
dipanaskan
didinginkan
1
Ubi kayu




2
Kentang
Keruh
Ungu
Ungu (-)
Ungu
3
Jagung
Putih keruh
Putih keruh
Putih keruh
(-)
Putih keruh (-)
4
Pisang
Putih keruh
Putih tulang
Putih kekuningan
Putih tulang
5
Tepung terigu
Putih
Ungu
Putih
Keruh
Sumber : Data primer praktikum ATL,2013.



Tabel 08. Pengujian Iodin dengan NaOH 6 M
No.
Bahan
Perlakuan II
HCL 3%
Iodin
dipanaskan
didinginkan
1



Ubi kayu
Putih bening
Putih keruh
Kuning bening
Bening
2
Kentang
Kuning 
Kuning (+)
Kuning
Kuning
3
Jagung
Kuning
Kuning pekat
Kuning pekat (-)
Kuning bening
4
Pisang
Keruh
Putih tulang
Kuning bening
Kuning kecoklatan
5
Tepung terigu
Putih
Kuning gading
Kuning gading
Kuning gading
Sumber : Data primer praktikum ATL,2013.
B.   Pembahasan
Bahan yang digunakan kelompok dua adalah kentang. Seperti yang kita ketahui bahwa kentang kaya akan karbohidrat. Tanaman ini pendek, tidak berkayu, menyukai iklim sejuk seperti di perbukitan (dataran tinggi). Merupakan tanaman berbunga (bunga sempurna) dan tersusun
majemuk dengan ukuran sekitar 3 cm. Kandungan karbohidrat kentang sekitar 18 % . Kandungan karbohidrat kentang berupa polisakarida yang ditandai dengan adanya kandungan amilosa dan amilopektin dalam kentang. Hal ini sesuai dengan Anang (2013) yang menyatakan bahwa pati kentang mengandung amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3.
Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal.
Penetapan karbohidrat metode iodin dengan perlakuan penambahan Aquadest adalah dengan menambahkan aquades sebanyak 2 tetes kmudian diamati perubahan warna yang terjadi. Sebelum pemanasan sampel berwarna bening. Setelah dilakukan pemanasan delama 5 menit pada
suhu 60˚C, sampel berubah warna menjadi warna merah dan memiliki endapan. Kemudian dilakukan pendinginan selama 10 menit dan warnanya berubah menjadi kuning dan memiliki endapan halus. Hal ini sesuai dengan Kumalasari (2012) yang menyatakan bahwa Aquades adalah air hasil destilasi atau penyulingan sama dengan air murni atau H20, kerena H20 hampir tidak mengandung mineral. Sedangkan air mineral merupakan pelarut yang universal. Penambahan akuades pada penetapan karbohidrat metode iodin adalah sebagai larutan netral.
Perlakuan yang kedua adalah dengan menambahkan larutan
HCl 3% sebanyak 2 tetes kemudian amati perubahan warna yang terjadi. Sebelum pemanasan, sampel berwarna ungu. Kemudian dilakukan pemanasan selama 5 menit pada suhu 60˚C dan terjadi perubahan warna menjadi ungu pudar dengan endapan. Ini disebabkan karena pada saat pemanasan ikatan amilum dan iodin terputus. Ikatan tersebut putus karena merupakan ikatan semu. Hal ini sesuai dengan Sherly (2012) yang menyatakan bahwa ikatan antara iod dan amilum berupa ikatan semu karena dapat putus saat dipanaskan dan terbentuk kembali pada saat didinginkan. Apabila dipanaskan rantai amilum akan memanjang sehingga iod mudah terlepas, sama halnya ketika didinginkan, rantai pada amilum akan mengerut sehingga iod kembali terikat dengan amilum
Sampel kemudian didinginkan selama 10 menit dan terjadi perubahan warna dengan dua tahap. Yang pertama sampel berubah warna menjadi ungu kebiruan dengan endapan dan yang kedua sampel berubah warna menjadi ungu jernih. Hal ini sesuai dengan Anonim (2011) yang menyatakan bahwa penambahan larutan HCl berfungsi sebagai pemberi suasana asam pada larutan amilum. Pada larutan dengan penambahan HCl menyebabkan terjadinya reaksi antara amilum dengan iod. Reaksi ini membentuk warna biru pada larutan.
Perlakuan ketiga adalah penambahan larutan NaOH 6 M
sebanyak 2 tetes kemudian amati perubahan warna yang terjadi. Sebelum pemanasan, sampel berwarna kuning. Setelah itu sampel dipanaskan selama 5 menit pada suhu 60˚C dan terjadi perubahan warna  menjadi kuning tua. Kemudian sampel didinginkan selama 10 menit dan perubahan warnanya kembali menjadi kuning. Hal ini sesuai dengan Kumalasari (2012) yang menyatakan bahwa Fungsi penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa pada uji iodin. Pada pengujian larutan amilum dan iod‚ NaOH menghalangi terjadinya reaksi antara amilum dengan iod. Hal ini disebabkan karena iod bereaksi dengan basa sehingga tidak mengalami reaksi dengan amilum. Keadaan ini terjadi sebab NaOH yang sudah ada dalam larutan lebih dulu bereaksi dengan iod membentuk senyawa NaI dan NaOI‚ sehingga
pada uji dengan penambahan NaOH tidak terjadi perubahan
pada larutan amilum.
Proses penyerapan Iodin oleh karbohidrat secara umum terjadi karena dalam larutan pati ada unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks. Bentuk ini dapat menyebabkan pati membentuk kompleks sehingga molekul iodium dapat masuk ke dalam spiralnya. Hal ini sesuai dengan Amrida (2011) yang menyatakan bahwa Proses penyerapan iodin oleh karbohidrat adalah dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini dapat menyebabkan pati membentuk kompleks sehingga molekul iodium dapat masuk ke dalam spiralnya.
Salah satu contoh metode pengujian karbohidrat secaraa kualitatif adalah dengan metode Iodin. Prinsip pengujian karbohidrat metode iodin adalah polisakarida yang ada dalam sampel akan membentuk komplek adsorpsi berwarna spesifik dengan penambahan iodium. Amilum atau pati dengan iodium mengahasilkan warna biru. Hal ini sesuai dengan Haris (2011) yang menyatakan bahwa polisakarida jenis amilum akan memberikan warna biru. Desktrin akan memberikan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan pati mengalami hidrolisis parsial akan memberikan warna merah coklat.

V. PENUTUP
A.   Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Penetapan Karbohidrat Metode Iodin adalah sebagai berikut.
1.    Jenis kanndungan Karbohidrat pada salah satu bahan pangan seperti kentang adalah amilosa dan amilopektin.
2.    Prinsip dari penetapan karbohidrat dengan metode iodin adalah untuk mengidentifikasi polisakarida. Reagent yang digunakan adalah larutan iodin. Amilum dengan iodin dapat membentuk kompleks biru,Amilopektin dengan iodin akan memberi warna merah ungu sedangkan dengan glikogen dan dekstrin akan membentuk warna merah coklat.
DAFTAR PUSTAKA
Andi, Fharadyba. Haris. 2013. Uji Karbohidrat Metode Iodin. http://organiksmakma3a05.blogspot.com/2013/03/uji-karbohidrat-karbo hidrat-adalah.html. Diakses pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.

Amrida, 2011. Penetapan Karbohidrat metode iodin. http://inspirasiqamrida.blogspot.com/2011/05/penetapan-karbohidrat-metode-iodin.html. Diakses pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.

Anang, 2013. Amilum Kentang. http://meynyeng.wordpress.com /2010/03/30/amilum-kentang/. Diakses pada tanggal 04 Oktober 2013.

Anonim, 2011. Asam Klorida, http://majalahkimia .blogspot.com/2011/06/asam-klorida.html. Diakses pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.

Anonim, 2010. Kentang (solanum tuberosum L). http://eemoo-esprit.blogspot.com/2010/10/kentang-potato.html. Diakses pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.

Adyt, Yudistira. 2011. Apa Itu Air Aquadest. http://aditiyayudistira.blogspot.com/2011/07/apa-itu-air-aquadest. html. Diakses pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.

Eka, Fiah. 2013. Karbohidrat. http://organiksmakma3c12.blogspot.com/2013/03/karbohidrat.html. Diakses pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.

Evy, Kumalasari. 2012. Laporan Praktikum Penetapan Karbohidrat. http://kumalasarievhy.wordpress.com/2012/12/17/laporan-praktikum-penetapan-karbohidrat.html. Diakses pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.

Faiz. 2011. Natrium Hidrosikda. . http://faiz-einstein.blogspot.com/2011/04/makalah-kaustik-soda-atau-natri um.html. Diakses pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.

Lias, 2011. Kentang (solanum tuberosum L). http://daeng-nawa.blogspot.com/2012/07/kentang-solanum-tuberosum-l.html.Diakses pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.

Sherly, 2012. Karbohidrat. http://sherlyleo.blogspot.com /2012/05/karbohidrat.html. Diakses pada tanggal 04 November 2013, Makassar. 

No comments:

Post a Comment