I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kedudukan
karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya,
yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya
yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi
misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida
untuk menghasilkan energi.
Sumber
karbohidrat yang sangat umum kita ketahui adalah dari nasi, kentang, jagung,
terigu, ubi kayu dan lain-lain. Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam
karena merupakan sumber energi utama bagi umat manusia dan hewan. Untuk
melakukan aktivitas sehari-hari kita memerlukan energi, energi yang diperlukan
ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan
itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu kerbohidrat, protein,
dan lemak.
Pengujian karbohidrat dilakukan dengan dua
cara yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif. Salah satu pengujian kualitatif
karbohidrat adalah dengan metode iodin. Kita dapat mengenal berbagai jenis
karbohidrat dalam kehidupan sehari hari , baik yang berfungsi sebagai pembangun
struktur maupun yang berperan fungsional dalam proses metabolisme. Amilum atau
pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa
senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hal di
atas maka perlu dilakukan praktikum Penetapan Karbohidrat Metode Iodin untuk
mengetahui cara pengujian karbohidrat pada bahan pangan dengan metode iodin.
Tujuan dan kegunaan
tujuan
dilakukannya praktikum penetapan karbohidrat dengan metode uji iodin adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui jenis karbohidrat pada suatu bahan pangan secara kualitatif.
2.
Untuk
mengetahui penatapan karbohidrat dengan metode uji iodin.
Kegunaan dilakukannya praktikum penetapan karbohidrat
dengan metode iodin yaitu sebagai bahan pembelajaran dan informasi mengenai
kandungan karbohidrat pada suatu bahan pangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kentang
(Solanum Tuberosum L)
Merupakan
tanaman yang mengandung karbohidrat tinggi. Tanaman pendek, tidak berkayu,
menyukai iklim sejuk seperti di perbukitan (dataran tinggi). Merupakan tanaman
berbunga (bunga sempurna) dan tersusun majemuk dengan ukuran sekitar 3 cm.
Warna kentang berkisar dari coklat keunguan hingga putih kekuningan (Ilias,
2012).
Klasifikasi
kentang berdasarkan Distan (2012) adalah sebagai berikut.
Kingdom
:
Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi
:
Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo
: Solanales
Spesies :
Solanum tuberosum
L
Kentang terkenal karena kandungan karbohidrat nya
(sekitar 26 gram dalam kentang medium). Bentuk dominan dari karbohidrat ini
adalah pati. Sebagian kecil tapi signifikan pati ini adalah tahan terhadap
pencernaan oleh enzim dalam lambung dan usus kecil, sehingga mencapai usus
besar dasarnya utuh (Anonim, 2010).
Pati kentang mengandung amilosa dan amilopektin dengan
perbandingan 1:3. Kandungan
karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan
lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah
sekitar 80 kkal (Anang, 2013).
B.
Jenis-Jenis Karbohidrat
Karbohidrat adalah polisakarida, merupakan
sumber energi utama pada makanan. Nasi, ketela, jagung adalah beberapa contoh
makanan mengandung karbohidrat. Penyusun utama karbohidrat adalah karbon,
hidrogen, dan oksigen (C, H, O) dengan rumus umum Cn(H2O)n. Karena inilah maka
nama karbohidrat diberikan. Karbohidrat berasal dari kata ‘karbon’ dan ‘hidrat’.
Atom karbon yang mengikat air (Haris, 2013).
Proses penyerapan iodin oleh karbohidrat
adalah dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai
heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya.
Bentuk ini dapat menyebabkan pati membentuk kompleks sehingga molekul iodium
dapat masuk ke dalam spiralnya (Amrida, 2011).
Tiga macam pembagian karbohidrat berdasarkan
susunan kimia berdasarkan Fiah (2013) adalah sebagai berikut.
1) Monosakarida
Monosakarida
ialah KH yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri dari beberapa atom
karbon saja. Monosakarida larut dalam air. Monosakarida adalah senyawa
karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis lagi dalam
kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Berikut contoh lain monosakarida :
·
Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula
anggur, terdapat dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon dan bersama
fruktosa dalam madu.
·
Fruktosa, Dinamakan juga levulosa atau gula
buah, adalah gula paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan
glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda.
Gula ini terutama
terdapat dalam madu bersama glukosa, dalam buah, nektar bunga, dan juga
di dalam sayur. Di dala tubuh, fruktosa merupakan hasil pencernaan sakarosa.
·
Galaktosa
:Monosakarida ini jarang terdapat bebas dalam alam. Umumnya berikatan dengan
glukosa dalam bentuk laktosa.
2) Oligosakarida
Oligosakarida
merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida yang jumlahnya antara 2
sampai dengan 8 molekul monosakarida. Senyawa yang termasuk oligosakarida
mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida.
Contoh Oligosakarida:
·
Sukrosa
Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan
menghasilkan glukosa dan fruktosa. Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antara
molekul glukosa dan fruktosa, yaitu antara atom karbon nomor 1 pada glukosa
dengan atom karbon nomor 2 pada fruktosa melalui atom oksigen
·
Laktosa
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan
D-galaktosa dan D-glukosa. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom
karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa. Molekul
laktosa masih mempunyai gugus –OH glikosidik, dengan demikian laktosa mempunyai
sifat mereduksi dan mutarotasi.
·
Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang
terebntuk dari dua molekul glukosa. Ikatan yang terjadi ialah antara atom
karbon nomor 1 dan atom karbon nomor 4, maltosa masih mempunyai gugus –OH
glikosidik dengan demikian masih mempunyai sifat mereduksi.
3) Polosakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat bentuk
polimer dari satuan monosakarida yang sangat panjang. Contoh polisakarida yaitu:
·
Amilum
Amilum terdiri atas dua macam, yaitu
polisakarida yang kedua –duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa ( kira
–kira 20 –28 % ) dan sisanya amilopektin (dipisahkan dengan air panas).
·
Glikogen.
Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan
bentuk simpanan karbohidrat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama
terdapat di dalam hati dan otot.
C.
Metode Pengujian Karbohidrat
Terdapat beberapa cara uji kimia untuk
mengenali dan mengetahui adanya kandungan karbohidrat pada makanan berdasarkan
Haris (2013) adalah sebagai berikut.
1) Uji Kualitatif
·
Uji Molish
Uji ini digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya karbohidrat secara umum. Uji ini pada dasarnya
merupakan reaksi antara furfural dan turunannya dengan a-naftol menghasilkan senyawa
komplek berwarna ungu. Furfural dan turunannya tersebut merupakan hasil dehidrasi
monosakarida oleh asam sulfat pekat.
·
Uji Iodin
Bertujuan untuk mengetahui adanya polisakarida.
Polisakarida yang ada dalam sampel akan membentuk komplek adsorpsi berwarna
spesifik dengan penambahan iodium. Polisakarida jenis amilum akan memberikan warna
biru. Desktrin akan memberikan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan pati
mengalami hidrolisis parsial akan memberikan warna merah coklat.
·
Uji Benedict
Uji ini merupakan modifikasi dari uji fehling, reagen
benedict relative tidak stabil disbanding larutan fehling. Gula yang mengandung
gugus aldehid atau keton bebas akan mereduksi Cu2+ dalam suasana basa menjadi
Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata.
·
Uji Barfoed
Reagen barfoed
merupakan asam lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida. Ion Cu2+
dari reagen barfoed dalam keadaan suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh
monosakarida daripada disakarida menghasilkan endapan merah bata. Perpanjangan
waktu pemanasan disakarida dapat memberikan reaksi positif karena terjadinya hidrolisis
disakarida.
·
Uji Bial
Uji ini didasarkan
pada dehidrasi pentose oleh HCl pekat akan menghasilkan furfural. Furfural yang
terbentuk akan bereaksi dengan 3,5-dihidroksi toluene(orsinol) dan ion Fe3+
membentuk senyawa kompleks biru.
2) Uji
Kuantitatif
·
Metode Fisika
Ada 2 macam, yaitu :
a. Berdasarkan indeks
bias, cara ini menggunakan alat refraktometer yaitu dengan rumus : X= [ ( A+B )C – BD) ]
b. Berdasarkan rotasi optis, cara ini
menggunakan alat polarimeter digital (dapat diketahui hasilnya langsung)
dinamakan sakarimeter. Rumusnya :
[ a ] D20 = 100A
L x C
·
Metode Kimia
Ada 2 macam cara, yaitu :
a.
Titrasi
b.
Spektrofotometri
Adapun untuk cara yang kedua ini menggunakan
prinsip reaksi reduksi CuSO4 oleh gugus karbonil pada gula reduksi yang setelah
dipanaskan terbentuk endapan kupru oksida (Cu2O) kemudian ditambahkan Na-sitrat
dan Na-tatrat serta asam fosfomolibdat sehingga terbentuk suatu komplek senyawa
berwarna biru yang dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 630
nm.
·
Metode
Kromatografi
Penentuan karbohidrat dengan cara
kromatografi adalah dengan
mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu campuran.
·
Metode
Enzimatik
Untuk
metode enzimatis ini, sangat tepat digunakan untuk penentuan kadar suatu gula
secara individual, disebabkan kerja enzim yang sangat spesifik. Contoh enzim
yang dapat digunakan ialah glukosa oksidase dan heksokinase Keduanya digunakan
untuk mengukur kadar glukosa.
D.
NaOH (Natrium Hidroksida)
Natrium hidroksida
( Na OH ), juga dikenal sebagai alkali kaustik soda dan, adalah kaustik logam
dasar . Natrium hidroksida adalah basa yang umum di laboratorium kimia. Natrium hidroksida ( Na OH ) banyak digunakan
di banyak industri, terutama sebagai kuat kimia dasar dalam pembuatan pulp dan
kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen dan sebagai pembersih drain
(Faiz,2011).
Fungsi penambahan NaOH adalah untuk
memberikan suasana basa pada uji iodin. Pada pengujian larutan amilum dan iod‚
NaOH menghalangi terjadinya reaksi antara amilum dengan iod. Hal ini disebabkan
karena iod bereaksi dengan basa sehingga tidak mengalami reaksi dengan amilum.
Keadaan ini terjadi sebab NaOH yang sudah ada dalam larutan lebih dulu bereaksi
dengan iod membentuk senyawa NaI dan NaOI‚ sehingga
pada uji dengan penambahan NaOH tidak terjadi perubahan
pada larutan amilum (Kumalasari, 2012).
pada uji dengan penambahan NaOH tidak terjadi perubahan
pada larutan amilum (Kumalasari, 2012).
E.
HCl (Asam Klorida)
Larutan asam
klorida atau yang biasa kita kenal dengan larutan HCl dalam air, adalah cairan
kimia yang sangat korosif dan berbau menyengat. HCl termasuk bahan kimia
berbahaya atau B3. Di dalam tubuh HCl diproduksi dalam perut dan secara alami
membantu menghancurkan bahan makanan yang masuk ke dalam usus (Jefri, 2011).
Penambahan larutan HCl berfungsi sebagai
pemberi suasana asam pada larutan amilum. Pada larutan dengan penambahan HCl
menyebabkan terjadinya reaksi antara amilum dengan iod. Reaksi ini membentuk
warna biru pada larutan (Anonim, 2011).
F.
Aquadest
Aquadest atau aquadestilata atau air denim adalah Air yang telah dimurnikan,
yang telah dilepaskan dari zat besi, mangan, zinc, kapur dan sejenisnya.
Umumnya digunakan untuk keperluan laboratorium dan pengolahan produk tertentu
yang membutuhkan tingkat kemurnian air dengan ph normal (Yudistira, 2011).
Aquades adalah air hasil
destilasi atau penyulingan sama dengan air murni atau H20, kerena H20
hampir tidak mengandung mineral. Sedangkan air mineral merupakan pelarut yang
universal. Penambahan akuades pada penetapan karbohidrat metode iodin adalah sebagai larutan netral (Kumalasari, 2012).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium tentang
Penentuan
Karbohidrat Metode Iodin dilaksanakan pada hari
Rabu, 30 Oktober 2013, pukul 08.00-12.00 WITA di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Karbohidrat Metode Iodin dilaksanakan pada hari
Rabu, 30 Oktober 2013, pukul 08.00-12.00 WITA di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
B.
Alat dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut :
- gelas ukur
|
- hot plate
|
- pipet ukur
|
- wadah
|
- pisau
|
- rak tabung reaksi
|
- shaker
|
- tabung reaksi
|
- stopwach
|
- penjepit tabung reaksi
|
- parut
|
- timbangan analitik
|
- batang pengaduk
|
|
Bahan-bahan yang
digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
-
ubi kayu - pisang
- jagung
- Aquadest
- kentang
- HCL 3%
- terigu
- NaOH 6 M
C.
Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum
yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1) Bahan dikupas kemudian
dicuci dan dihaluskan.
2) Bahan ditimbang sebanyak 5
gram kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur dan ditambahkan aquades 50 ml.
3) Bahan dimasukkan ke dalam 3
tabung reaksi. Masing-masing 3 ml kemudian diberi perlakuan dan diamati
perubahan warna yang terjadi.
4)
Kemudian setiap perlakuan ditetesi larutan iodium 5 tetes kemudian amati
perubahan yang terjadi.
5)
Masing-masing sampel dipanaskan 5 menit pada suhu 60˚C lalu
amati perubahan yang terjadi.
6) Setelah itu dinginkan selama
10 menit lalu amati perubahan yang terjadi.
D. Perlakuan
1) Ditambahkan alkohol 2 tetes
2) Ditambahkan larutan HCL 3% 2
tetes.
3) Ditambahkan NaOH 6 M 2
tetes. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari praktikum pengujian karbohidrat metode iodin yaitu sebagai berikut.
Tabel 06. Pengujian Iodin Dengan Aquadest
No.
|
Bahan
|
Perlakuan I
|
|||
aquades
|
Iodin
|
dipanaskan
|
didinginkan
|
||
1
|
Ubi kayu
|
Putih keruh
|
Putih keruh
|
Putih
|
Tidak berwarna
|
2
|
Kentang
|
Bening
|
Merah muda
|
Bening
|
Bening
|
3
|
Jagung
|
Putih
|
Putih keruh
|
Putih keruh
|
Putih keruh (+)
|
4
|
Pisang
|
Putih keruh
|
Putih keruh (+)
|
Putih tulang
|
Putih tulang
|
5
|
Tepung terigu
|
Putih
|
Ungu
|
Putih
|
Putih
|
Sumber : Data
primer praktikum ATL,2013.
Tabel 07. Pengujian Iodin Dengan HCL 3%.
No.
|
Bahan
|
Perlakuan II
|
|||
HCL 3%
|
Iodin
|
dipanaskan
|
didinginkan
|
||
1
|
Ubi kayu
|
|
|
|
|
2
|
Kentang
|
Keruh
|
Ungu
|
Ungu (-)
|
Ungu
|
3
|
Jagung
|
Putih keruh
|
Putih keruh
|
Putih keruh
(-) |
Putih keruh (-)
|
4
|
Pisang
|
Putih keruh
|
Putih tulang
|
Putih kekuningan
|
Putih tulang
|
5
|
Tepung terigu
|
Putih
|
Ungu
|
Putih
|
Keruh
|
Sumber : Data primer
praktikum ATL,2013.
Tabel 08. Pengujian Iodin dengan NaOH 6 M
No.
|
Bahan
|
Perlakuan II
|
|||
HCL 3%
|
Iodin
|
dipanaskan
|
didinginkan
|
||
1
|
Ubi kayu
|
Putih bening
|
Putih keruh
|
Kuning bening
|
Bening
|
2
|
Kentang
|
Kuning
|
Kuning (+)
|
Kuning
|
Kuning
|
3
|
Jagung
|
Kuning
|
Kuning pekat
|
Kuning pekat (-)
|
Kuning bening
|
4
|
Pisang
|
Keruh
|
Putih tulang
|
Kuning bening
|
Kuning kecoklatan
|
5
|
Tepung terigu
|
Putih
|
Kuning gading
|
Kuning gading
|
Kuning gading
|
Sumber : Data primer praktikum ATL,2013.
B. Pembahasan
Bahan yang digunakan kelompok dua adalah kentang. Seperti yang kita
ketahui bahwa kentang kaya akan karbohidrat. Tanaman ini pendek, tidak berkayu, menyukai iklim sejuk
seperti di perbukitan (dataran tinggi). Merupakan tanaman berbunga (bunga
sempurna) dan tersusun
majemuk dengan ukuran sekitar 3 cm. Kandungan karbohidrat kentang sekitar 18 % . Kandungan karbohidrat kentang berupa polisakarida yang ditandai dengan adanya kandungan amilosa dan amilopektin dalam kentang. Hal ini sesuai dengan Anang (2013) yang menyatakan bahwa pati kentang mengandung amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal.
majemuk dengan ukuran sekitar 3 cm. Kandungan karbohidrat kentang sekitar 18 % . Kandungan karbohidrat kentang berupa polisakarida yang ditandai dengan adanya kandungan amilosa dan amilopektin dalam kentang. Hal ini sesuai dengan Anang (2013) yang menyatakan bahwa pati kentang mengandung amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal.
Penetapan karbohidrat metode iodin dengan perlakuan penambahan Aquadest
adalah dengan menambahkan aquades sebanyak 2 tetes kmudian diamati perubahan
warna yang terjadi. Sebelum pemanasan sampel berwarna bening. Setelah dilakukan
pemanasan delama 5 menit pada
suhu 60˚C, sampel berubah warna menjadi warna merah dan memiliki endapan. Kemudian dilakukan pendinginan selama 10 menit dan warnanya berubah menjadi kuning dan memiliki endapan halus. Hal ini sesuai dengan Kumalasari (2012) yang menyatakan bahwa Aquades adalah air hasil destilasi atau penyulingan sama dengan air murni atau H20, kerena H20 hampir tidak mengandung mineral. Sedangkan air mineral merupakan pelarut yang universal. Penambahan akuades pada penetapan karbohidrat metode iodin adalah sebagai larutan netral.
suhu 60˚C, sampel berubah warna menjadi warna merah dan memiliki endapan. Kemudian dilakukan pendinginan selama 10 menit dan warnanya berubah menjadi kuning dan memiliki endapan halus. Hal ini sesuai dengan Kumalasari (2012) yang menyatakan bahwa Aquades adalah air hasil destilasi atau penyulingan sama dengan air murni atau H20, kerena H20 hampir tidak mengandung mineral. Sedangkan air mineral merupakan pelarut yang universal. Penambahan akuades pada penetapan karbohidrat metode iodin adalah sebagai larutan netral.
Perlakuan yang kedua adalah dengan menambahkan larutan
HCl 3% sebanyak 2 tetes kemudian amati perubahan warna yang terjadi. Sebelum pemanasan, sampel berwarna ungu. Kemudian dilakukan pemanasan selama 5 menit pada suhu 60˚C dan terjadi perubahan warna menjadi ungu pudar dengan endapan. Ini disebabkan karena pada saat pemanasan ikatan amilum dan iodin terputus. Ikatan tersebut putus karena merupakan ikatan semu. Hal ini sesuai dengan Sherly (2012) yang menyatakan bahwa ikatan antara iod dan amilum berupa ikatan semu karena dapat putus saat dipanaskan dan terbentuk kembali pada saat didinginkan. Apabila dipanaskan rantai amilum akan memanjang sehingga iod mudah terlepas, sama halnya ketika didinginkan, rantai pada amilum akan mengerut sehingga iod kembali terikat dengan amilum
HCl 3% sebanyak 2 tetes kemudian amati perubahan warna yang terjadi. Sebelum pemanasan, sampel berwarna ungu. Kemudian dilakukan pemanasan selama 5 menit pada suhu 60˚C dan terjadi perubahan warna menjadi ungu pudar dengan endapan. Ini disebabkan karena pada saat pemanasan ikatan amilum dan iodin terputus. Ikatan tersebut putus karena merupakan ikatan semu. Hal ini sesuai dengan Sherly (2012) yang menyatakan bahwa ikatan antara iod dan amilum berupa ikatan semu karena dapat putus saat dipanaskan dan terbentuk kembali pada saat didinginkan. Apabila dipanaskan rantai amilum akan memanjang sehingga iod mudah terlepas, sama halnya ketika didinginkan, rantai pada amilum akan mengerut sehingga iod kembali terikat dengan amilum
Sampel kemudian didinginkan selama 10 menit dan terjadi perubahan warna
dengan dua tahap. Yang pertama sampel berubah warna menjadi ungu kebiruan
dengan endapan dan yang kedua sampel berubah warna menjadi ungu jernih. Hal ini
sesuai dengan Anonim (2011) yang menyatakan bahwa penambahan
larutan HCl berfungsi sebagai pemberi suasana asam pada larutan amilum. Pada
larutan dengan penambahan HCl menyebabkan terjadinya reaksi antara amilum
dengan iod. Reaksi ini membentuk warna biru pada larutan.
Perlakuan ketiga adalah penambahan larutan
NaOH 6 M
sebanyak 2 tetes kemudian amati perubahan warna yang terjadi. Sebelum pemanasan, sampel berwarna kuning. Setelah itu sampel dipanaskan selama 5 menit pada suhu 60˚C dan terjadi perubahan warna menjadi kuning tua. Kemudian sampel didinginkan selama 10 menit dan perubahan warnanya kembali menjadi kuning. Hal ini sesuai dengan Kumalasari (2012) yang menyatakan bahwa Fungsi penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa pada uji iodin. Pada pengujian larutan amilum dan iod‚ NaOH menghalangi terjadinya reaksi antara amilum dengan iod. Hal ini disebabkan karena iod bereaksi dengan basa sehingga tidak mengalami reaksi dengan amilum. Keadaan ini terjadi sebab NaOH yang sudah ada dalam larutan lebih dulu bereaksi dengan iod membentuk senyawa NaI dan NaOI‚ sehingga
pada uji dengan penambahan NaOH tidak terjadi perubahan
pada larutan amilum.
sebanyak 2 tetes kemudian amati perubahan warna yang terjadi. Sebelum pemanasan, sampel berwarna kuning. Setelah itu sampel dipanaskan selama 5 menit pada suhu 60˚C dan terjadi perubahan warna menjadi kuning tua. Kemudian sampel didinginkan selama 10 menit dan perubahan warnanya kembali menjadi kuning. Hal ini sesuai dengan Kumalasari (2012) yang menyatakan bahwa Fungsi penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa pada uji iodin. Pada pengujian larutan amilum dan iod‚ NaOH menghalangi terjadinya reaksi antara amilum dengan iod. Hal ini disebabkan karena iod bereaksi dengan basa sehingga tidak mengalami reaksi dengan amilum. Keadaan ini terjadi sebab NaOH yang sudah ada dalam larutan lebih dulu bereaksi dengan iod membentuk senyawa NaI dan NaOI‚ sehingga
pada uji dengan penambahan NaOH tidak terjadi perubahan
pada larutan amilum.
Proses penyerapan Iodin oleh karbohidrat secara umum
terjadi karena dalam larutan pati ada unit-unit glukosa yang membentuk rantai
heliks. Bentuk ini dapat menyebabkan pati membentuk kompleks sehingga molekul
iodium dapat masuk ke dalam spiralnya. Hal ini sesuai dengan Amrida (2011) yang
menyatakan bahwa Proses
penyerapan iodin oleh karbohidrat adalah dalam larutan pati terdapat unit-unit
glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi
pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini dapat menyebabkan pati membentuk kompleks
sehingga molekul iodium dapat masuk ke dalam spiralnya.
Salah satu contoh metode pengujian
karbohidrat secaraa kualitatif adalah dengan metode Iodin. Prinsip pengujian
karbohidrat metode iodin adalah polisakarida yang ada dalam sampel akan
membentuk komplek adsorpsi berwarna spesifik dengan penambahan iodium. Amilum
atau pati dengan iodium mengahasilkan warna biru. Hal ini sesuai dengan Haris
(2011) yang menyatakan bahwa polisakarida jenis amilum akan memberikan warna
biru. Desktrin akan memberikan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan pati
mengalami hidrolisis parsial akan memberikan warna merah coklat.
V. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Penetapan
Karbohidrat Metode Iodin adalah sebagai berikut.
1. Jenis kanndungan Karbohidrat pada salah satu
bahan pangan seperti kentang adalah amilosa dan amilopektin.
2. Prinsip dari penetapan karbohidrat dengan
metode iodin adalah untuk mengidentifikasi polisakarida. Reagent yang digunakan adalah larutan iodin. Amilum dengan iodin
dapat membentuk kompleks biru,Amilopektin dengan iodin akan memberi warna merah
ungu sedangkan dengan glikogen dan dekstrin akan membentuk warna merah coklat.
DAFTAR PUSTAKA
Andi, Fharadyba. Haris. 2013. Uji Karbohidrat Metode Iodin. http://organiksmakma3a05.blogspot.com/2013/03/uji-karbohidrat-karbo
hidrat-adalah.html. Diakses pada tanggal 31 oktober 2013,
Makassar.
Amrida, 2011. Penetapan
Karbohidrat metode iodin. http://inspirasiqamrida.blogspot.com/2011/05/penetapan-karbohidrat-metode-iodin.html.
Diakses pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.
Anang, 2013. Amilum
Kentang. http://meynyeng.wordpress.com /2010/03/30/amilum-kentang/.
Diakses pada tanggal 04 Oktober 2013.
Anonim, 2011. Asam
Klorida, http://majalahkimia
.blogspot.com/2011/06/asam-klorida.html. Diakses
pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.
Anonim, 2010. Kentang
(solanum tuberosum L). http://eemoo-esprit.blogspot.com/2010/10/kentang-potato.html.
Diakses pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.
Adyt, Yudistira. 2011. Apa Itu Air Aquadest. http://aditiyayudistira.blogspot.com/2011/07/apa-itu-air-aquadest.
html. Diakses pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.
Eka, Fiah. 2013. Karbohidrat.
http://organiksmakma3c12.blogspot.com/2013/03/karbohidrat.html.
Diakses pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.
Evy, Kumalasari. 2012. Laporan Praktikum Penetapan Karbohidrat. http://kumalasarievhy.wordpress.com/2012/12/17/laporan-praktikum-penetapan-karbohidrat.html.
Diakses pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.
Faiz. 2011. Natrium Hidrosikda. . http://faiz-einstein.blogspot.com/2011/04/makalah-kaustik-soda-atau-natri
um.html. Diakses pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.
Lias, 2011. Kentang (solanum tuberosum L). http://daeng-nawa.blogspot.com/2012/07/kentang-solanum-tuberosum-l.html.Diakses
pada tanggal 31 oktober 2013, Makassar.
Sherly, 2012. Karbohidrat.
http://sherlyleo.blogspot.com
/2012/05/karbohidrat.html. Diakses pada tanggal 04 November 2013,
Makassar.
No comments:
Post a Comment