LAPORAN
PRAKTIKUM
APLIKASI TEKNIK
LABORATORIUM
PENENTUAN ION/ATOM DALAM SENYAWA
PENCAMPURAN
DUA LARUTAN YANG BERBEDA
DUA LARUTAN YANG BERBEDA
OLEH :
NAMA : TRY PERMATA SIADE
NIM : G311 12 265
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : ZULFITRIANI
LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN PENGAWASAN
MUTU PANGAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI
PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Larutan
zat yang bercampur tidak terpisah dan sulit dibedakan secara kasat mata. Dalam
larutan ada dua jenis zat yang terlibat, yaitu pelarut dan zat terlarut.
Pelarut (solvent) adalah zat yang melarutkan zat terlarut (solut). Jumlah
pelarutnya biasanya lebih banyak daripada zat terlarut. Senyawa adalah zat
tunggal yang terdiri dari susunan beberapa partikel unsur/atom. Massa
unsur-unsur partikel penyusun senyawa memiliki perbandingan tetap. Campuran
adalah zat yang terdiri dari beberapa zat penyusun dan masih dapat dipisahkan
dengan reaksi kimia biasa.
Jika
sebuah atom menerima atau kehilangan elektron satu atau lebih, maka berbentuk
partikel bermuatan, ini disebut dengan ion-ion. Ion-ion yang terdiri lebih dari
satu atom disebut dengan ion poliatom. Teknik yang digunakan untuk pencampuran biasanya
tidak lepas dari teknik matematis yang di dalamnya memuat perhitungan mengenai
Normalitas, Molaritas, Molalitas dan sebagainya.
Suatu senyawa yang merupakan zat murni yang terdiri dari
dua atau lebih beberapa macam atom dalam komposisi yang pasti. Sebagai contoh,
Mg dan Cl merupakan dua unsur. Berdasarkan hal diatas maka perlu diadakan
praktikum tentang Penentuan Ion/Atom dalam Senyawa Pencampuran Dua Larutan yang
Berbeda untuk mengetahui cara mencampurkan dua larutan yang berbeda.
B. Tujuan
dan Kegunaan
Tujuan
dari praktikum ini adalah :
1.
Mengetahui
cara pembuatan senyawa dari dua jenis larutan yang berbeda.
2.
Mengetahui
cara menentukan ion/atom dalam senyawa pencampura dua larutan yang bebeda.
Kegunaan
praktikum ini adalah dapat mengetahui cara pembuatan senyawa dari dua larutan
yang bebeda sebelumnya sehingga diperoleh larutan yang diinginkan yang memiliki
muatan ion atau atom.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Na2SO4
Natrium
sulfat, dengan rumus kimia Na2SO4, atau sering disebut
dengan salt cake, merupakan padatan
berbentuk kristal putih, yang larut dalam air dan gliserol. Natrium sulfat
tidak beracun and tidak mudah terbakar. Natrium
sulfat banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri, antara lain di
industri pulp dan kertas, deterjen, pembuatan flat glass,
tekstil, keramik, farmasi, zat pewarna dan sebagai reagent di
laboratorium kimia (Anonim, 2008).
tekstil, keramik, farmasi, zat pewarna dan sebagai reagent di
laboratorium kimia (Anonim, 2008).
Natrium sulfat
biasanya diproduksi melalui proses hargraves,
dengan reaksi pembentukan sebagai berikut:
4NaCl + 2SO2 + 2H2O + O2 --> 2Na2SO4 + 4HCl
4NaCl + 2SO2 + 2H2O + O2 --> 2Na2SO4 + 4HCl
Selain melalui proses Hargraves, natrium sulfat juga dapat
dihasilkan dengan cara pemurnian garam natrium sulfat (pertambangan) atau
sebagai produk samping dari produksi fenol. Sementara itu di Indonesia
natrium sulfat umumnya diperoleh sebagai produk samping dari
industri viscose rayon (Anonim, 2008).
natrium sulfat umumnya diperoleh sebagai produk samping dari
industri viscose rayon (Anonim, 2008).
B. Larutan
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena
susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya
begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang
berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat
berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain (Faizal, 2011).
berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain (Faizal, 2011).
C. Pembuatan
Larutan
Larutan
didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah
larutan yang mengandung sejumlah kecil solute,
relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang
mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat
terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam
mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam
mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
D. Jenis-Jenis Ikatan
Kimia
Ikatan
kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya
tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa
diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Penjelasan mengenai gaya tarik menarik
ini sangatlah rumit dan dijelaskan oleh elektrodinamika kuantum.Ikatan kimia
merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam gaya interaksi
tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa
diatomik atau poliatomik menjadi stabil (Lischer, 2009).
Ada
beberapa jenis ikatan kimia menurut Lischer (2009) yaitu sebagai berikut.
1)
Ikatan
Ion
Ikatan
ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan ion-ion dalam suatu
senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari ka2tion
dan juga anion. Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi
rendah dan biasanya terdiri dari logam-logam alkali dan alkali tanah.
2) Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia
yang terbentuk dari pemakaian elektron bersama oleh atom-atom pembentuk ikatan.
Ikatan kovalen biasanya terbentuk dari unsur-unsur non logam. Dalam ikatan
kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus kedua atom. Tarik menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua atom terikat bersama.
kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus kedua atom. Tarik menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua atom terikat bersama.
3) Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinat merupakan
ikatan kimia yang terjadi apabila pasangan elektron bersama yang dipakai oleh
kedua atom disumbangkan oleh sala satu atom saja. Sementara itu atom yang lain hanya
berfungsi sebagai penerima elektron berpasangan saja.
4) Ikatan Logam
Ikatan logam merupakan salah satu ciri
khusus dari logam, pada ikatan logam ini elektron tidak hanya menjadi miliki
satu atau dua atom saja, melainkan menjadi milik dari semua atom yang ada dalam
ikatan logam tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga dapat
bergerak bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam.
5) Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik
menarik antara atom H dengan atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar
pada satu molekul dari senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang
paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini
masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.
6) Ikatan Van Der Walls
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai
untuk menunjukan semua jenis gaya tarik menarik antar molekul. Namun kini
merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol
seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun
sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat tertentu,
molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan
negatif berada di sisi tertentu.
III. METODOLOGI
PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium mengenai
Penentuan
Penentuan Ion/Atom dalam Senyawa Pencampuran Dua Larutan yang Berbeda dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Oktober 2013,
pukul 08.00-12.00 WITA di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Penentuan Ion/Atom dalam Senyawa Pencampuran Dua Larutan yang Berbeda dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Oktober 2013,
pukul 08.00-12.00 WITA di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
B. Alat dan Bahan
Bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah :
-
H2SO4
|
|
-
Na2SO4
-
HCL
-
K2SO4
|
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah :
-
botol larutan
|
|
-
labu ukur
|
|
-
erlenmeyer
-
gelas kimia
-
pipet volume
-
bulb
|
C.
Prosedur Praktikum
1) Pencampuran larutan Na2SO4
-
Na2SO4
1,5 N dipipet sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur.
- Na2SO4 0,75 N dipipet sebanyak 50 ml
dan dimasukkan ke dalam labu ukur.
- Na2SO4 1,5 N dan Na2SO4
0,75 N yang sudah dipipet dicampurkan ke dalam erlenmeyer kemudian
dihomogenkan.
2) Pembuatan larutan K 40 ppm
-
Ditimbang
jumlah K2SO4 yang dibutuhkan.
-
K2SO4
dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan aquadest sampai tanda tera.
-
Larutan
dihomogenkan.
- Larutan dimasukkan ke dalam botol larutan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah :
Tabel 05.
Pencampuran Dua Larutan yang Berbeda
No.
|
Bahan
|
Larutan 1
|
Larutan 2
|
K. akhir
|
V. akhir
|
||
Kons.
|
Volume
|
Kons.
|
Volume
|
||||
1
|
H2SO4
|
0,5 M
|
25 ml
|
0,75 M
|
30 ml
|
0,63 M
|
55 ml
|
2
|
Na2SO4
|
1,5 N
|
25 ml
|
0,75 N
|
50 ml
|
1 N
|
75 ml
|
3
|
HCL
|
1,5 M
|
30 ml
|
0,5 M
|
50 ml
|
0,375 M
|
80 ml
|
4
|
HCL
|
1 M
|
25 ml
|
0,5 M
|
25 ml
|
0.75
M
|
50 ml
|
5
|
H2SO4
|
0,7 M
|
25 ml
|
0,5 M
|
25 ml
|
0,6 M
|
50 ml
|
Sumber : Data sekunder praktikum ATL,
2013.
B.
Pembahasan
Bahan yang digunakan kelompok dua pada
praktikum adalah Na2SO4. Sebelum memasuki laboratorium
sebaiknya praktikan menggunakan masker dan sarung tangan untuk menjaga
keselamatan dari bahan-bahan kimia yang berbahaya. Namun pada saat praktikum,
praktikan tidak menggunakan masker dan sarung tangan karena Na2SO4
bukanlah senyawa berbahaya dan tidak mudah terbakar. Hal ini sesuai dengan
Anonim (2008) yang menyatakan bahwa Natrium Sulfat merupakan padatan berbentuk
kristal putih, yang larut dalam air dan gliserol. Natrium sulfat tidak beracun
and tidak mudah terbakar.
Pembuatan
senyawa dari dua jenis larutan Na2SO4 yang berbeda
molaritas dilakukan dengan memasukkan masing-masing larutan ke dalam labu ukur
sesuai dengan volume yang telah ditentukan. Kedua larutan ini kemudian
disatukan ke dalam erlenmeyer dan dikocok perlahan. Tujuannya adalah untuk
menghomogenkan larutan agar dapat menyatu dan tidak dapat dibedakan lagi antara
larutan awal yang satu dengan yang lainnya. Hal ini sesuai dengan Baroroh
(2004) yang menyatakan bahwa larutan adalah campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang
komposisinya dapat bervariasi.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum
ini adalah sebagai berikut.
1.
Mencampurkan
suatu senyawa dari dua jenis larutan yang berbeda dapat dilakukan dengan cara
menampur kedua larutan sesuai volume yang telah ditentukan untuk mendapatkan
konsentrasi akhir yang diinginkan.
2.
Suatu
larutan memiliki ikatan kimia sesuai dengan sifat atom dn elektron valensi yang
dimiliki oleh larutan yeng berikatan.
B.
Saran
Saran untuk
praktikum kali ini adalah agar semua praktikan dapat mengikuti prosedur pada
percobaan, sehingga praktikan dapat mengerti akibat dari proses-proses yang
dilakukan pada pembuatan larutan dan pengenceran.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2008. Mengenal Natrium
Sulfat (Na2SO4).
http://anekailmu.blogspot.com/2008/12/mengenal-natrium-sulfat na2so4. html. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2013, Makassar.
http://anekailmu.blogspot.com/2008/12/mengenal-natrium-sulfat na2so4. html. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2013, Makassar.
Baroroh, Umi L. U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Muhammad, Faisal. 2013. Pembuatan Larutan.
http://muhammadfaisal-sakuru.blogspot.com/2013/02/laporan-kimia-pem buatan-larutan_8970.html. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2013, Makassar.
http://muhammadfaisal-sakuru.blogspot.com/2013/02/laporan-kimia-pem buatan-larutan_8970.html. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2013, Makassar.
Lischer, 2009. Jenis-Jenis
Ikatan Kimia http://
lischer.wordpress.com/2009/08/21/jenis-jenis-ikatan-kimia/. Diakses
pada tanggal 28 Oktober 2013, Makassar.
No comments:
Post a Comment