Monday, 28 April 2014

LAPORAN PENENTUAN ION/ATOM

LAPORAN PRAKTIKUM
APLIKASI TEKNIK LABORATORIUM
PENENTUAN ION/ATOM DALAM SENYAWA PENCAMPURAN
DUA LARUTAN YANG BERBEDA




OLEH :


NAMA                         : TRY PERMATA SIADE
NIM                             : G311 12 265
KELOMPOK              : II (DUA)
ASISTEN                    : ZULFITRIANI



LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN PENGAWASAN MUTU PANGAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

2013

I. PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Larutan zat yang bercampur tidak terpisah dan sulit dibedakan secara kasat mata. Dalam larutan ada dua jenis zat yang terlibat, yaitu pelarut dan zat terlarut. Pelarut (solvent) adalah zat yang melarutkan zat terlarut (solut). Jumlah pelarutnya biasanya lebih banyak daripada zat terlarut. Senyawa adalah zat tunggal yang terdiri dari susunan beberapa partikel unsur/atom. Massa unsur-unsur partikel penyusun senyawa memiliki perbandingan tetap. Campuran adalah zat yang terdiri dari beberapa zat penyusun dan masih dapat dipisahkan dengan reaksi kimia biasa.
Jika sebuah atom menerima atau kehilangan elektron satu atau lebih, maka berbentuk partikel bermuatan, ini disebut dengan ion-ion. Ion-ion yang terdiri lebih dari satu atom disebut dengan ion poliatom. Teknik yang digunakan untuk pencampuran biasanya tidak lepas dari teknik matematis yang di dalamnya memuat perhitungan mengenai Normalitas, Molaritas, Molalitas dan sebagainya.
Suatu senyawa yang merupakan zat murni yang terdiri dari dua atau lebih beberapa macam atom dalam komposisi yang pasti. Sebagai contoh, Mg dan Cl merupakan dua unsur. Berdasarkan hal diatas maka perlu diadakan praktikum tentang Penentuan Ion/Atom dalam Senyawa Pencampuran Dua Larutan yang Berbeda untuk mengetahui cara mencampurkan dua larutan yang berbeda. 


B.   Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1.    Mengetahui cara pembuatan senyawa dari dua jenis larutan yang berbeda.
2.    Mengetahui cara menentukan ion/atom dalam senyawa pencampura dua larutan yang bebeda.
Kegunaan praktikum ini adalah dapat mengetahui cara pembuatan senyawa dari dua larutan yang bebeda sebelumnya sehingga diperoleh larutan yang diinginkan yang memiliki muatan ion atau atom.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Na2SO4
Natrium sulfat, dengan rumus kimia Na2SO4, atau sering disebut dengan salt cake, merupakan padatan berbentuk kristal putih, yang larut dalam air dan gliserol. Natrium sulfat tidak beracun and tidak mudah terbakar. Natrium sulfat banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri, antara lain di industri pulp dan kertas, deterjen, pembuatan flat glass,
tekstil, keramik, farmasi, zat pewarna dan sebagai reagent di
laboratorium kimia (Anonim, 2008).
Natrium sulfat biasanya diproduksi melalui proses hargraves, dengan reaksi pembentukan sebagai berikut:
4NaCl + 2SO2 + 2H2O + O2 --> 2Na2SO4 + 4HCl
Selain melalui proses Hargraves, natrium sulfat juga dapat dihasilkan dengan cara pemurnian garam natrium sulfat (pertambangan) atau sebagai produk samping dari produksi fenol. Sementara itu di Indonesia
natrium sulfat umumnya diperoleh sebagai produk samping dari
industri viscose rayon (Anonim, 2008).
B.  Larutan
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat

berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain (Faizal, 2011).
C.  Pembuatan Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat
terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam
mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
D. Jenis-Jenis Ikatan Kimia
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Penjelasan mengenai gaya tarik menarik ini sangatlah rumit dan dijelaskan oleh elektrodinamika kuantum.Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil (Lischer, 2009).


Ada beberapa jenis ikatan kimia menurut Lischer (2009) yaitu sebagai berikut.
1)    Ikatan Ion
Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan ion-ion dalam suatu senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari ka2tion dan juga anion. Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya terdiri dari logam-logam alkali dan alkali tanah.
2)    Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian elektron bersama oleh atom-atom pembentuk ikatan. Ikatan kovalen biasanya terbentuk dari unsur-unsur non logam. Dalam ikatan
kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus kedua atom. Tarik menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua atom terikat bersama.
3)    Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang terjadi apabila pasangan elektron bersama yang dipakai oleh kedua atom disumbangkan oleh sala satu atom saja. Sementara itu atom yang lain hanya berfungsi sebagai penerima elektron berpasangan saja.


4)    Ikatan Logam
Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan logam ini elektron tidak hanya menjadi miliki satu atau dua atom saja, melainkan menjadi milik dari semua atom yang ada dalam ikatan logam tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga dapat bergerak bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam.
5)    Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.
6)    Ikatan Van Der Walls
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya tarik menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat tertentu, molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu.

III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.  Waktu dan Tempat
Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium mengenai Penentuan
Penentuan Ion/Atom dalam Senyawa Pencampuran Dua Larutan yang Berbeda dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Oktober 2013,
pukul 08.00-12.00 WITA di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
B.  Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
-        H2SO4

-        Na2SO4
-        HCL
-        K2SO4

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
-        botol larutan

-        labu ukur

-        erlenmeyer
-        gelas kimia
-        pipet volume
-        bulb




C.  Prosedur Praktikum
1)  Pencampuran larutan Na2SO4
-       Na2SO4 1,5 N dipipet sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur.
-       Na2SO4 0,75 N dipipet sebanyak 50 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur.
-       Na2SO4 1,5 N dan Na2SO4 0,75 N yang sudah dipipet dicampurkan ke dalam erlenmeyer kemudian dihomogenkan.
2)  Pembuatan larutan K 40 ppm
-       Ditimbang jumlah K2SO4 yang dibutuhkan.
-       K2SO4 dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan aquadest sampai tanda tera.
-       Larutan dihomogenkan.
-       Larutan dimasukkan ke dalam botol larutan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil
       Hasil dari praktikum ini adalah :
Tabel 05. Pencampuran Dua Larutan yang Berbeda
No.
Bahan
Larutan 1
Larutan 2
K. akhir
V. akhir
Kons.
Volume
Kons.
Volume
1
H2SO4
0,5 M
25 ml
0,75 M
30 ml
0,63 M
55 ml
2
Na2SO4
1,5 N
25 ml
0,75 N
50 ml
1 N
75 ml
3
HCL
1,5 M
30 ml
0,5 M
50 ml
0,375 M
80 ml
4
HCL
1 M
25 ml
0,5 M
25 ml
0.75 M
50 ml
5
H2SO4
0,7 M
25 ml
0,5 M
25 ml
0,6 M
50 ml
Sumber : Data sekunder praktikum ATL, 2013.
B.  Pembahasan
Bahan yang digunakan kelompok dua pada praktikum adalah Na2SO4. Sebelum memasuki laboratorium sebaiknya praktikan menggunakan masker dan sarung tangan untuk menjaga keselamatan dari bahan-bahan kimia yang berbahaya. Namun pada saat praktikum, praktikan tidak menggunakan masker dan sarung tangan karena Na2SO4 bukanlah senyawa berbahaya dan tidak mudah terbakar. Hal ini sesuai dengan Anonim (2008) yang menyatakan bahwa Natrium Sulfat merupakan padatan berbentuk kristal putih, yang larut dalam air dan gliserol. Natrium sulfat tidak beracun and tidak mudah terbakar.
Pembuatan senyawa dari dua jenis larutan Na2SO4 yang berbeda molaritas dilakukan dengan memasukkan masing-masing larutan ke dalam labu ukur sesuai dengan volume yang telah ditentukan. Kedua larutan ini kemudian disatukan ke dalam erlenmeyer dan dikocok perlahan. Tujuannya adalah untuk menghomogenkan larutan agar dapat menyatu dan tidak dapat dibedakan lagi antara larutan awal yang satu dengan yang lainnya. Hal ini sesuai dengan Baroroh (2004) yang menyatakan bahwa larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.


V. PENUTUP
A.  Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.   Mencampurkan suatu senyawa dari dua jenis larutan yang berbeda dapat dilakukan dengan cara menampur kedua larutan sesuai volume yang telah ditentukan untuk mendapatkan konsentrasi akhir yang diinginkan.
2.   Suatu larutan memiliki ikatan kimia sesuai dengan sifat atom dn elektron valensi yang dimiliki oleh larutan yeng berikatan.
B.  Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah agar semua praktikan dapat mengikuti prosedur pada percobaan, sehingga praktikan dapat mengerti akibat dari proses-proses yang dilakukan pada pembuatan larutan dan pengenceran.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Mengenal Natrium Sulfat (Na2SO4).
http://anekailmu.blogspot.com/2008/12/mengenal-natrium-sulfat na2so4. html. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2013, Makassar.

Baroroh, Umi L. U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

Muhammad, Faisal. 2013. Pembuatan Larutan.
http://muhammadfaisal-sakuru.blogspot.com/2013/02/laporan-kimia-pem buatan-larutan_8970.html. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2013, Makassar.

Lischer, 2009. Jenis-Jenis Ikatan Kimia http:// lischer.wordpress.com/2009/08/21/jenis-jenis-ikatan-kimia/. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2013, Makassar.

No comments:

Post a Comment