A.
Apa itu
'Praktik Laboratorium Terbaik'
dalam Mikrobiologi?
Keselamatan semua pihak merupakan tanggung jawab semua
pengguna laboratorium. Setiap individu memiliki kewajiban untuk menciptakan
lingkungan kerja yang aman, sesuai dengan kemampuan terbaik mereka. Salah satu
metoda yang disarankan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman adalah
dengan menggunakan petunjuk keselamatan kerja di dalam setiap aktivitas kerja
di laboratorium. Petunjuk kerja ini akan membantu mengidentifikasi bahaya yang
potensial terjadi di laboratorium, serta menyediakan persyaratan keamanan untuk
bekerja di laboratorium.
Pedoman Keamanan Biologi (Biosafety) dibuat untuk
menginformasikan cara kerja yang spesifik dalam penanganan mikroorganisme
patogen di laboratorium dan juga mempersiapkan petunjuk praktis bagi pembuat
kode praktek kerja yang dibutuhkan di setiap laboratorium. Petunjuk kerja ini
juga menekankan pada pentingnya tanggung jawab individu terhadap keamanan dari
setiap aktivitas kerja yang dilakukannya. Tersedianya staf laboratorium yang
terlatih dengan baik dan memiliki kualitas teknik keselamatan kerja yang baik
serta memiliki tanggung jawab untuk keselamatan pribadi maupun rekan kerja,
komunitas dan lingkungan akan menghasilkan lingkungan kerja laboratorium yang
aman dan sehat. Setiap individu juga mempunyai tanggung jawab untuk melakukan
penilaian resiko terlebih dahulu sebelum melaksanakan aktifitas yang melibatkan
patogen baru atau protokol baru.
Dalam pedoman kerja ini tersedia prosedur penanganan
praktek keamanan biologi terutama bagi pekerjaan yang melibatkan bahan biologi
beracun serta bahan yang mudah menular dan prosedur yang harus dilakukan untuk
bekerja di dalam laboratorium Keamanan Biologi (Biosafety) tingkat 1, 2, 3 dan
4. Informasi mengenai pelatihan staf juga disertakan bersama penjelasan rinci
tentang praktek kerja, peralatan pengamanan dan desain fasilitas laboratorium.
Peneliti utama atau penyelia bertanggung jawab terhadap kondisi laboratorium
yang aman, serta mengidentifikasi resiko atau bahaya yang berhubungan dengan
riset dan aplikasi prosedur keamanan yang dijalankan.
B. Media Persiapan dan
Pengendalian Mutu Kualitas
pekerjaan di laboratorium mikrobiologi
Media
persiapan dan pengendalian mutu kualitas menyangkut bagaimana kita dapat
merekomendasikan media dan mengendalikan kualitas pekerjaan di laboratorium
secara efisien. Sangat penting mengetahui tentang media persiapan serta
pengendalian mutu kualitas pekerjaan di laboratorium mikrobiologi.
Media
pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekulmolekul kecil yang
dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan
isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi
media pertumbuhannya.
§ Bahan-bahan media pertumbuhan
1. Bahan dasar
2. Nutrisi atau zat makanan Media harus
mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur
makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace
element.
3 Bahan tambahan, Bahan-bahan tambahan yaitu
bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red
(indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat produksi
asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan
mikroba nontarget/kontaminan.
4.
Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media
Agar,
agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari
beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang pertama
kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media.
Peptone, peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti
otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya
tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.
§ Macam-Macam Media Pertumbuhan
1. Medium berdasarkan sifat fisik
·
Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15%
sehingga setelah dingin media menjadi padat.
· Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4%
sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair.
· Media Cair yaitu
media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB
(Lactose Broth).
2. Medium berdasarkan komposisi
· Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya
diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey
Agar.
· Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian
komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang
mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang,
kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa
penyusunnya.
· Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan
komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak
dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar.
3. Medium berdasarkan
tujuan
· Media untuk isolasi
· Media selektif/penghambat
· Media diperkaya (enrichment)
C. Penggunaaan
alat-alat di laboratorium Mikrobiologi
1. Cara menggunakan pipet dan alat bantu pipet
·
Hindari
memipet dengan mulut, gunakan alat bantu, masukkan sumbat kapas untuk
mengurangi kontaminasi.
·
Jangan
mencampur bahan infeksi dengan menghisap/meniup pipet
·
Jangan
mengeluarkan cairan dari dalam pipet secara paksa
·
Gunakan
kapas yang telah diberi disinfektan bila ada tetesan spesimen yang jatuh di
meja, kemudian kapas di buang di tempat khusus untuk diautoclave
·
Rendam
pipet habis pakai di disinfektan 18-24 jam
2. Cara menggunakan jarum suntik (kecelakaan penggunaan jarum
suntik penyebab umum infeksi yang terjadi di laboratorium dan fasilitas
kesehatan lain)
·
Hindari
gerakan cepat dan tergesa-gesa saat memegang jarum suntik
·
Gunakan
sarung tangan
·
Buang
kelebihan udara, cairan, gelembung secara vertikal ke kapas yang telah ada
desinfektan
·
Jangan
membengkokkan atau memindahkan jarum dengan tangan
·
Buang
jarum suntik pada tempat khusus sebelum steril
3. Cara pembukaan wadah
Pembukaan wadah botol atau cawan petri
dan tabung biakan, memiliki potensi terinfeksi, karena tak terlihat dapat
menimbulkan aerosol atau kontaminasi pada kulit atau daerah kerja. Pembukaan
wadah di tempat kerja sering dilakukan, bila tidak hati-hati, bahan terinfeksi
yang ada dalam wadah dapat menularkan secara langsung atau jatuh ke tempat
kerja. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari resiko
terinfeksi adalah sebagai berikut :
·
Buka
tutup wadah di tempat kerja dengan hati-hati agar isi dalam wadah tidak
terpencar ke luar.
·
Gunakan
jas lab. dan sarung tangan.
·
Hindari
aerosol.
·
Spesimen
yang bocor atau pecah hanya dibuka di dalam Safety Cabinet.
4. Penerimaan spesimen di Laboratorium
·
Laboratorium
mempunyai loket khusus penerimaan spesimen. Jika jumlah spesimen tidak banyak,
maka tempat pemeriksaan spesimen dapat dilakukan pada meja khusus dalam areal
laboratorium.
·
Spesimen
harus di tempatkan dalam wadah yang tertutup rapat untuk mencegah
tumpahnya/bocornya spesimen.
·
Wadah
harus dapat didisinfeksi atau diautoklaf.
·
Wadah
terbuat dari bahan tidak mudah pecah/bocor.
·
Wadah
diberi label tentang identitas spesimen.
·
Wadah
diletakkan pada baki khusus yang terbuat dari logam atau plastik yang dapat
didisinfeksi atau diautoklaf ulang.
·
Baki
harus didisinfeksi / diautoklaf secara teratur setiap hari.
·
Jika
mungkin, wadah diletakkan di atas baki dalam posisi berdiri.
5. Petugas pembawa spesimen dalam Laboratorium
·
Mengenakan
jas laboratorium yang tertutup rapat pada bagian depan saat membawa spesimen.
·
Membawa
spesimen di atas kaki
·
Mencuci
tangan dengan disinfektan jika terkena tumpahan/percikan dari spesimen.
·
Jika spesimen
bocor / tumpah di atas baki, dekontaminasi baki dan sisa spesimen diautoklaf.
·
Lapor
pada petugas/panitia keamanan kerja laboratorium jika terluka saat bekerja.
6. Tindakan khusus terhadap darah dan cairan tubuh
Tindakan di bawah ini dibuat untuk
melindungi petugas laboratrorium terhadap infeksi yang ditularkan melalui darah
seperti Virus hepatitis B, HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan
lain-lain.
D. Tata Letak Laboratorium
Mikrobiologi
Pemakai laboratorium hendaknya
memahami tata letak atau layout bangunan laboratorium. Pembangunan suatu
laboratorium tidak dipercayakan begitu saja kepada seorang arsitektur bangunan.
Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang
harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut
antara lain lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang.
Persyaratan lokasi pembangunan
laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan
lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas
berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi
sumber air. Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya.
Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan
tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus
dapat menjangkau bangunan laboratorium. Selain persyaratan lokasi, perlu
diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran
sain umumnya terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama
adalah ruangan tempat para siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang
pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan
ruang penyimpanan. Ruang
persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan
dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang
penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan
persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya tidak setiap
saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium
memiliki ruang gelap (dark room), ruangan spesimen, ruangan khusus untuk
penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi / staf . Hal ini didasarkan
atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan kenyamanan para
pengguna laboratorium.
Sampel Penanganan .
contoh Penanganan:
Bagian baru ini membahas
sensitivitas sampel , penyimpanan dan transportasi .Pentingnya menggunakan
teknik aseptik untuk semua kegiatan sampling tambahan yang diperlukan di bagian
ini . Sesuai menandai sampel untuk meningkatkan pelacakan dari sumber ke lab
juga disertakan di sini .
Bagian pendek ini ditambahkan dalam
menanggapi pertanyaan tentang relevansi sampel yang disimpan untuk waktu yang
lama sebelum pengujian , atau diangkut ke fasilitas yang jauh untuk pengujian .
Sebagai sistem pengujian adalah sistem hidup , diharapkan untuk bereaksi
terhadap rangsangan dari waktu ke waktu . Efek dari penyimpanan dari waktu ke
waktu bisa memiliki dampak yang signifikan terhadap hasil tes .
Mikrobiologi Media
Inkubasi Waktu:
Sebuah bagian baru yang diminta dalam komentar publik untuk menawarkan sebuah pendekatan untuk menjawab pertanyaan , " Bagaimana kita menentukan titik akhir dari skema inkubasi ? "
Meskipun ukurannya yang kecil bagian itu , ia memiliki potensi untuk dampak besar pada proses di laboratorium karena menyediakan rekomendasi untuk menentukan bagaimana menginterpretasikan kali inkubasi . Rekomendasi ini akan mendorong dokumentasi " waktu -in " dan " time-out " dokumentasi proaktif dari penggunaan inkubator . Bagian pendek ini direproduksi di bawah ini :
" Kali Inkubasi untuk tes mikrobiologi kurang dari 3 hari ' durasi harus dinyatakan dalam jam : . Misalnya , '' mengeram di 30o hingga 35o selama 18 sampai 72 jam " Tes lebih lama dari 72 jam durasi harus dinyatakan dalam hari : misalnya , '' inkubasi pada 30o hingga 35o selama 3 sampai 5 hari . " untuk kali inkubasi dinyatakan dalam jam , inkubasi untuk minimum yang ditentukan waktu , dan melakukan penilaian yang baik ketika mikrobiologi melebihi waktu inkubasi . Untuk kali inkubasi dinyatakan dalam hari , incubations mulai di pagi hari atau sore hari umumnya harus disepakati pada waktu yang sama hari . "
Tujuan aturan ini untuk dipertimbangkan adalah untuk menyederhanakan dan memperjelas jawaban atas pertanyaan yang sedang berlangsung ini
Sebuah bagian baru yang diminta dalam komentar publik untuk menawarkan sebuah pendekatan untuk menjawab pertanyaan , " Bagaimana kita menentukan titik akhir dari skema inkubasi ? "
Meskipun ukurannya yang kecil bagian itu , ia memiliki potensi untuk dampak besar pada proses di laboratorium karena menyediakan rekomendasi untuk menentukan bagaimana menginterpretasikan kali inkubasi . Rekomendasi ini akan mendorong dokumentasi " waktu -in " dan " time-out " dokumentasi proaktif dari penggunaan inkubator . Bagian pendek ini direproduksi di bawah ini :
" Kali Inkubasi untuk tes mikrobiologi kurang dari 3 hari ' durasi harus dinyatakan dalam jam : . Misalnya , '' mengeram di 30o hingga 35o selama 18 sampai 72 jam " Tes lebih lama dari 72 jam durasi harus dinyatakan dalam hari : misalnya , '' inkubasi pada 30o hingga 35o selama 3 sampai 5 hari . " untuk kali inkubasi dinyatakan dalam jam , inkubasi untuk minimum yang ditentukan waktu , dan melakukan penilaian yang baik ketika mikrobiologi melebihi waktu inkubasi . Untuk kali inkubasi dinyatakan dalam hari , incubations mulai di pagi hari atau sore hari umumnya harus disepakati pada waktu yang sama hari . "
Tujuan aturan ini untuk dipertimbangkan adalah untuk menyederhanakan dan memperjelas jawaban atas pertanyaan yang sedang berlangsung ini
Pelatihan Personil
Pelatihan personil adalah parameter inti laboratorium kami Pelatihan merupakan salah satu sarana untuk
mengembangkan kompetensi , dan mungkin termasuk mencapai sertifikasi oleh badan
terakreditasi . Keahlian dalam mikrobiologi dapat dicapai oleh berbagai rute
selain kuliah akademik dan akreditasi . Setiap perusahaan diharapkan untuk
mengevaluasi kepercayaan dari mereka yang bertanggung jawab untuk merancang ,
melaksanakan.
Sumber Laboratorium
Pentingnya resourcing yang memadai tidak dapat dilebih-lebihkan untuk
praktek laboratorium terbaik . Hal ini diperkuat dalam 21 CFR 211,22 ( b ) ,
211,25 ( c ) , ia merasa bahwa termasuk keterampilan dalam penganggaran dan
investigasi yang penting bagi Supervisor laboratorium Mikrobiologi
No comments:
Post a Comment